Kenakalan Remaja, Buah Busuk Sekularisme


Oleh: Misalina

 

LenSa MediaNews__ Tidak heran jika saat ini terjadinya kenakalan remaja terus berulang. Sebab, sistem yang rusak akan menghasilkan para pemuda yang rusak pula. Sehingga, kenakalan remaja akan terus merajalela apabila tidak ada solusi tuntas untuk menyelesaikannya.

 

Salah satu kenakalan remaja yang dilakukan adalah tawuran. Belasan remaja di Cipayung, Jakarta Timur melakukan tawuran dengan membawa senjata senapan angin dan senjata tajam. Namun, mereka berhasil diamankan oleh Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur (SINDONEWS.com, 14-07-2024).

 

Hal ini menyadarkan kita, bahwa remaja saat ini sedang tidak baik-baik saja. Selain tawuran, pergaulan bebas anak remaja kian hari dianggap biasa. Padahal, pergaulan bebas akan membuat masa depannya menjadi suram dan menambah masalah baru bagi mereka. Contoh penyebab pergaulan bebas yaitu, tingginya aborsi, stunting, remaja yang putus sekolah, hamil di luar nikah dan yang lainnya.

 

Adanya kenakalan remaja, membuktikan bahwa sistem saat ini sudah gagal untuk mendidik mereka menjadi generasi yang berkualitas. Sistem sekularisme menghasilkan para generasi yang rapuh dan jauh dari kepribadian Islam. Hal ini disebabkan karena pendidikan yang berlandaskan kepada sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan.

 

Petaka Sistem Pendidikan Sekuler

Pendidikan yang berlandaskan sekularisme tidak akan menghasilkan generasi yang hebat dan bermartabat. Seharusnya di usia mereka yang sedang sekolah, lagi semangatnya untuk menuntut ilmu. Bukan malah terjebak kepada kenakalan remaja.

 

Hal ini menjadi sebuah petaka bagi sistem pendidikan sekuler, yang mencampakkan Islam sebagai aturan dalam kehidupan. Agama hanya sebatas pelajaran formal yang diajarkan di pendidikan dengan jam minim dan hanya di peringati pada hari besar saja. Bahkan, Islam tidak dijadikan acuan dalam sistem pendidikan sekuler.

 

Setidaknya ada beberapa poin yang menjadi titik kritis dalam sistem pendidikan saat ini. Pertama, fokus pendidikan saat ini hanya pada inteligensi saja. Pendidikan sekuler hanya mementingkan nilai akademik. Sedangkan pembentukan kepribadian hanya sebagai pelengkap.

 

Kedua, terjadinya komersialisasi pendidikan yang tidak bisa dirasakan oleh seluruh rakyat. Walau pun ada sebagian sekolah gratis, tetapi tidak semua yang merasakannya. Karena tidak bisa dimungkiri biaya pendidikan yang lainnya menjadi beban bagi sebagian keluarga. Sehingga, banyak anak yang putus sekolah.

 

Selain pendidikan yang sekuler, ditambah lagi kehidupan yang jauh dari Islam. Sehingga, remaja tidak mendapatkan sepenuhnya pendidikan agama, baik di keluarga mau pun di pendidikan. oleh sebab itu, mereka tidak mengerti tujuan kehidupan yang sesungguhnya dan cara menjalani kehidupan dengan baik.

 

 

Jika pendidikan sekuler terus digunakan, maka jangan berharap generasi menjadi membaik. Alhasil, tidak akan pernah melahirkan generasi cemerlang yang memiliki kepribadian mulia dan bertakwa.

 

Generasi Cemerlang di Sistem Islam

Generasi cemerlang hanya lahir di sistem Islam bukan di sistem sekuler. Bahkan generasi cemerlang, menjadikan Islam sebagai pembentuk kepribadian dan pembentuk karakter bagi mereka. Pendidikan Islam hanya berlandaskan kepada akidah Islam, sehingga melahirkan generasi yang memiliki kepribadian Islam.

 

Dalam sistem pendidikan Islam, memiliki visi yang jelas yaitu, mencetak generasi dengan pola pikir dan pola sikap yang berlandaskan kepada Islam. Kemudian, kurikulum yang berlandaskan kepada akidah Islam, maka akan melahirkan generasi yang memiliki akhlak yang baik, cerdas akalnya, dan iman yang kuat. Selain itu, didukung dengan ekonomi Islam yang menyejahterakan dan hukum-hukum yang bersumber pada syariat Islam. Dengan begitu, seluruh elemen masyarakat akan merasakan pendidikan yang gratis.

 

Tidak hanya itu, hal ini negara juga memiliki peran penuh dalam menjamin hak pendidikan, menyusun kurikulum pendidikan yang berlandaskan kepada akidah Islam dan menciptakan lingkungan yang baik melalui sistem pergaulan Islam. Selian itu, orang tua juga memiliki peran penting untuk mendidik anak-anaknya, sehingga orang tua juga harus memiliki pemahaman Islam secara kafah. Dengan begitu, akan menghasilkan anak-anak yang memiliki kepribadian Islam dan suasana kehidupan yang khas.
Wallahu a’lam

Please follow and like us:

Tentang Penulis