Kapitalisme Gagal Menjamin  Kesehatan Mental Rakyat?

Oleh: Dewi Putri, S.Pd

 

 

LenSa MediaNews__ Maraknya kasus bunuh diri telah menunjukkan lemahnya mental masyarakat, serta gagalnya sistem pendidikan mencetak individu yang bermental kuat.

 

 

Dilansir dari CNNIndonesia.com, angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali menjadi yang paling tinggi di Indonesia. Apa yang menyebabkan angka bunuh diri meningkat? Data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri mengatakan laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang 2023 angkanya mencapai 3,07. Angka bunuh diri terhitung dari berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduk. Angka tersebut jauh telah melampaui provinsi-provinsi lain di tanah Air. Mirisnya lagi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat kedua jumlah tingkat kasus bunuh diri, dengan angka suicide rate sebesar 1,58.

 

Fenomena bunuh diri di tengah masyarakat semakin mengkhawatirkan. Ini bukan persoalan tren bagi problem individu. Kasus bunuh diri menggambarkan begitu buruknya mental masyarakat. Mentalitas yang lemah bermula dari cara pandang yang salah tentang kehidupan. Hari ini pandangan hidup yang dijadikan pedoman ialah akidah sekularisme liberalisme. Sekularisme memandang adanya pemisahan kehidupan dari agama. Sehingga melahirkan masyarakat yang krisis keimanan dan mental yang sakit serta tidak kuat untuk menghadapi arus kehidupan.

 

Semua itu lahir dari sistem kapitalisme, dimana tolok ukur kehidupan adalah materi, sehingga masyarakat yang sakit mentalnya mau tidak mau harus mengikuti arus standar kehidupan berasaskan nilai materi dan bergelimang kemewahan. Terlebih, negara saat ini hanya menjadi regulator dan tidak menjalankan perannya yakni untuk menjamin pemenuhan segala kebutuhan masyarakat.

 

 

Negara juga abai terhadap tanggung jawabnya, terlihat dari biaya hidup semakin tinggi, PHK di mana-mana, pada akhirnya banyak masyarakat yang sakit mentalnya, tidak kuat iman dan bunuh diri adalah pelarian dari pedihnya kehidupan. Penderitaan yang dialami masyarakat dalam penerapan sistem batil ini harus diakhiri dengan cara mengajak mereka untuk mengenal dan memahami agama mereka yakni Islam.

 

 

Islam bukan merupakan agama ritual yang hanya cukup dijalankan dengan ibadah personal saja. Islam merupakan ideologi atau mabda yang lahir dari akidah Islam. Allah SWT sebagai Pencipta dan Pengatur kehidupan.

 

 

Akidah Islam harus dipahami dengan benar oleh setiap individu muslim. Meyakini bahwa harus taat kepada Allah dan menjalankan semua syariatnya dengan menyeluruh  (kaffah). Dengan begitu, setiap individu akan memahami bahwasanya hidup ada ujianya, maka dengan itu harus memiliki sikap sabar, qana’ah dan ikhlas atas segalanya. Ketika itu semua tertanam dalam diri masyarakat maka akan membentuk mentalitas yang kuat. Dalam sistem Islam yang paling utama ditanamkan pada masyarakatnya ialah akidah yang benar dan yang akan diterapkan oleh negara, karena negara yang memiliki kekuatan untuk mengatur rakyatnya.

 

 

Negara Islam akan menerapkan sistem pendidikan Islam untuk mencetak generasi berkepribadian Islam, dari segi kurikulumnya yang menerapkan dan tujuanya membentuk akidah Islam. Selain itu, negara menjamin kesehatan mental masyarakatnya.  Pun akan menerapkan jaminan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakatnya dengan membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, masyarakat akan mampu memenuhi kebutuhannya. Begitulah penerapan syariat Islam kaffah oleh negara. Negara akan mampu mewujudkan kesejahteraan dan keamanan sehingga kesehatan mental bagi seluruh rakyat terjamin.

Wallahu’alam.

Please follow and like us:

Tentang Penulis