Women Support Women, Bagaimana Konsepnya?
Oleh: Faiza Kameela
Lensa Media News- Hai, Bestie! Sedang ramai, nih seruan women support women alias perempuan mendukung perempuan. Wah, ada apa ya?
Ketua DPR Puan Maharani menekankan pentingnya gerakan women support women di Indonesia. Puan mengatakan, bahwa perempuan menghadapi tantangan yang sama. Karena itu harus bekerja lebih keras lagi. Sementara di satu sisi tetap menjalankan kodrat sebagai perempuan. Ia juga menambahkan, dukungan antar perempuan sangat penting untuk kepentingan Indonesia (antaranews.com, 29-6-2024).
Hmm, sebenarnya ada apa, ya, di balik seruan ini? Sekilas, tidak ada yang salah. Sebagai sesama perempuan memang harus saling mendukung satu sama lain. Benar tidak? Tapi, tidak ada salahnya juga ‘kan kita teliti lagi tujuan dari seruan ini.
Women Support Women, Agenda Feminis
Bestie, pernahkah diejek oleh teman kamu yang perempuan? Pernahkah kamu mendapat perlakuan yang tidak enak dari seseorang padahal dia juga perempuan? Kondisi ini banyak terjadi dan dialami oleh perempuan di seluruh dunia. Persaingan kerja, saling ejek, menghina, mem- bully, body shaming dll., seringkali terjadi antar perempuan. Tidak hanya di dunia nyata, saling serang dan menghujat antar perempuan bahkan terjadi juga di media sosial, lho. Ngeri banget!
Ketidakadilan bagi perempuan bukan hanya didapat dari perempuan saja, tapi dari laki-laki juga. Acapkali perempuan dianggap lemah, selalu menjadi nomor dua, tidak diberikan kesempatan berdaya di ruang publik dll. Pokoknya, tidak enak banget jadi perempuan. Nah, kondisi ini dilihat oleh para feminis dan pegiat gender.
Women support women (WSW) menjadi seruan global, lho, Bestie. Esensinya, gerakan ini adalah mengajak perempuan untuk saling mendukung, menghargai, dan mendorong satu sama lain. Namun, tujuan dari gerakan ini lebih dari sekadar dukungan antar individu. Tujuan sebenarnya adalah perempuan harus berjuang untuk melawan stereotipe, diskriminasi, dan ketidaksetaraan gender. Melalui gerakan ini juga diharapkan bisa membangun empowerment perempuan.
Nah, sudah mulai jelas ‘kan arah gerakan ini konsepnya ke mana? Karena penggagasnya adalah feminis, maka harus kita waspadai bahayanya. We all know kalau gerakan feminis itu bukan berasal dari Islam, tetapi buatan sistem kapitalisme yang mengusung kebebasan. Akarnya adalah sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. So, enggak boleh kita ikut-ikutan mengusung apalagi memperjuangkannya. No way!
Konsep Women Support Women yang Seharusnya
Bestie, konsep women support women saat ini jadi rancu, deh. Awalnya gerakan ini bertujuan positif. Tapi, seiring perjalanan waktu, gerakan ini tidak tepat penggunaannya. Contohnya, ketika ada seorang selebritas perempuan yang diduga hamil di luar nikah mengumumkan kehamilannya, netizen memberikan tanggapan yang beragam. Namun, ketika ada yang mengkritik perihal kehamilannya, sang selebritas malah minta dimaklumi dan meminta netizen perempuan untuk mendukungnya. Aneh ‘kan?
Atau ketika kita mengkritisi perempuan yang memakai pakaian enggak menutup aurat. Kita malah dikatakan nyinyir, julid, dan enggak support dengan alasan cara berpakaian adalah salah satu bentuk kebebasan berekspresi. Lho?! Bukan begitu juga dong konsepnya!
Women support women seharusnya didudukkan sesuai dengan syariat Islam dan semata-mata untuk ketaatan. Perempuan saling dukung untuk menerapkan hukum syara pada diri, keluarga, juga negaranya. Mendukung perempuan untuk menutup auratnya dengan sempurna. Masih ingat kasus Muskaan Khan mahasiswi India yang mempertahankan hijabnya saat memasuki kampus? Kemana gerakan WSW? Nothing! Pegiat feminis bungkam.
Bestie, sudah jelas ya. Sebagai seorang muslimah kita harus selalu berpegang kepada hukum syarak dalam bertindak. Maka gerakan WSW haruslah diarahkan agar para perempuan saling menolong untuk ketakwaan. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Al Maidah ayat 2 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.
Wallahua’lam.
[LM/nr]