Ironi, Judi Online Menjerat Wakil Rakyat 

                Oleh: Anastasia S.Pd.

LenSa Media News _ Opini _ Sungguh sangat ironi bangsa ini, saat rakyat mengalami berbagai ujian hidup karena diterapkannya sistem kapitalis yang semakin tercekik. Kita pun masih dibuat kaget dengan adanya temuan fakta, bahwa banyak anggota dewan yang terlibat judi online.

Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), mengungkapkan temuan mencengangkan, bahwa terdapat lebih dari 1.000 pemain judi online di lingkaran anggota dewan. Hal itu terungkap dalam rapat kerja bersama Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama PPATK (Bisnis.com Rabu; 26/6/2024).

Mulanya, anggota Komisi III DPR Habiburokhman meminta Kepala PPATK Ivan Yustiavandana untuk mengungkap apabila ada anggota legislatif yang terlibat dalam judi online. Rupanya bukan satu dua orang, Ivan mengungkap jumlah yang sangat besar.

“Pertanyaan apakah profesi, ini kita bicara profesi ya, seperti bapak Habiburokhman tadi, apakah ada legislatif pusat dan daerah? Ya kita menemukan itu lebih dari 1.000 orang,” ujar Ivan (Bisnis.com, Rabu; 26/6/2024).

Bagaimana bisa para pemimpin yang telah dipilih rakyat, diamanahi untuk mengurus urusan umat, justru mereka sendiri adalah pelaku judi online. Kita tahu saat ini, judi online adalah masalah yang sangat besar, yang tengah dihadapi bangsa ini. Banyak kasus kriminal saat ini dipicu oleh permasalahan judi online, begitu pun melonjaknya perceraian yang disebabkan judi online. Segala kesusahan tersebut rupanya, tidak membuat para anggota dewan untuk terketuk pintu hati, menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun, sebaliknya mereka bertindak melakukan kezaliman, yaitu judi online. Sungguh sangat ironi para wakil rakyat malah terjerat perjudian.

Kapitalis Melahirkan Pemimpin Zalim

Sesungguhnya praktik judi sudah dilakukan pada masa-masa sebelum Islam, yaitu kebiasaan bangsa Arab jahiliah. Namun, seiring Islam berkembang dan berkuasa pada saat itu, Islam telah melarang dan menghapuskan perjudian, karena hal ini bertentangan dengan aturan Islam seperti firman Allah Swt, yang berbunyi :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung” (QS al-Ma’idah: 90).

Sayang, ketika Islam tidak diterapkan manusia kembali ke masa jahiliah. Terlebih yang menjadi akar masalahnya, adalah diterapkan sistem buatan manusia, yaitu kapitalis yang berorientasi pada kebebasan bertingkah laku. Dalam sistem ini, manusia diberikan kebebasan untuk menetapkan aturan, tidak ada patokan antara halal dan haram yang penting cuan. Akibatnya manusia berlomba-lomba untuk bisa berkuasa serta menghalalkan segala cara untuk sampai pada kekuasaan. Hal inilah yang menyebabkan para pemimpin berbuat sesuai dengan hawa nafsunya.

Kasus judi online, memperlihatkan betapa pemimpin yang saat ini duduk di parlemen, sebenarnya tidak ada keseriusan untuk mau menyelesaikan permasalahan rakyat. Buktinya mereka secara nyata diam dan terlibat. Apa pun yang mampu memberikan keuntungan pada kantong penguasa adalah kepentingan mereka.

Tidak bisa dimungkiri adanya judi online, telah menguntungkan orang-orang yang selama ini ada di lingkaran oligarki dan pengusaha. Apalagi judi adalah hal biasa dalam sistem kapitalis, dalam pandangan sistem kapitalis aktivitas judi bukanlah melanggar hukum karena itu legal di negara barat. Yang mana, pandangan hidup itu telah menjerat bangsa Indonesian.

Akhirnya, wajar banyak aplikasi perjudian dengan mudah kita dapatkan melalui aplikasi. Ditambah, beratnya beban hidup menyebabkan rakyat kita dengan mudah terjerat jebakan judi. Di sisi lain, negara sama sekali tidak memberikan perannya melindungi dan memberi kesejahteraan. Penguasa kita hanya diam, tidak sedikit mereka mau mengurusi urusan umatnya.

Islam Melahirkan Pemimpin Amanah 

Dalam sejarah peradaban manusia, sepanjang Islam memimpin dunia, Islam telah mampu melahirkan pemimpin gemilang. Wajibnya menerapkan aturan Islam, yang datangnya dari Allah Swt, dengan segala kesempurnaannya, yang diciptakan untuk menyelesaikan permasalahan umat. Islam memandang seorang pemimpin bertugas untuk mengurusi umat, karena menjadi pemimpin adalah amanah dan tanggung jawab yang sangat besar di sisi Allah Swt. Sehingga dengan kesadaran keimanannya telah mendorong pemimpin berlaku adil. Bukan hanya kepada muslim akan tetapi rahmat bagi seluruh alam.

Wajar apabila di bawah kepemimpinan Islam, Islam mampu menguasai seperempat dunia. Pemimpin Islam adalah representatif dari ajaran Islam, yang menjalankan semua hukum-hukum Islam, sehingga mencetak pemimpin yang konsisten menjalankan kebenaran dan pengembangan risalahnya, yang akhirnya mudah diterima oleh manusia mau pun seluruh alam. Wallahu’alam.

(LM/SN)

Please follow and like us:

Tentang Penulis