Anak Membunuh Orang Tuanya, Kok Bisa?
Lensa Media News, SP- Baru-baru ini viral di sosial media seorang pedagang ditemukan tewas di sebuah toko perabot kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Hasil penyelidikan polisi, pelaku nyatanya dua anak kandungnya sendiri. Sangat miris, ada seorang anak yang begitu tega membunuh orang tuanya sendiri. Modusnya sakit hati terhadap korban karena pelaku kerap kali dimarahin oleh korban.
Maraknya kasus seperti ini tidak lepas dari dampak sekularisme. Paham yang tak mengakui Allah sebagai pengatur itu melahirkan manusia-manusia miskin iman yang tidak mampu mengontrol emosinya, bahkan rapuh dan kosong jiwanya. Akibatnya, lahir generasi yang rusak.
Selain itu, sistem kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan utama dalam menjalani kehidupan. Ini mengakibatkan anak-anak menjadi abai terhadap keharusan untuk birrul walidain. Sistem pendidikan sekuler juga tidak mendidik agar memahami bakti pada orang tua. Maka, sangat wajar jika lahir generasi yang rusak. Sistem ini tidak hanya merusak hubungan anak dan orang tua, tapi juga termasuk merusak hubungannya dengan Allah. Ini menjadi bukti gagalnya penerapan aturan kapitalisme.
Sangat jauh dengan Islam, agama yang dibawa Nabi Saw. itu mendidik generasi yang memiliki kepribadian Islam. Generasi yang akan berbakti dan hormat pada orang tuanya. Serta, generasi yang memiliki kemampuan dalam mengendalikan emosi.
Islam memiliki mekanisme dalam menjauhkan generasi dari kemaksiatan dan tindak kriminal. Juga menegakkan sistem sanksi yang menjerakan. Ini semua ada dalam rangka mencegah berbagai bentuk kejahatan termasuk kekerasan anak kepada orang tuanya. Karena hanya Islamlah yang dapat menjadikan alam semesta ini penuh rahmat. Termasuk rasa kasih sayang dan berbakti kepada orang tua yang sudah membesarkan dan mendidik anak-anaknya.
Dewi Wisata
[LM, Hw]