Taat Butuh Pengorbanan dan Kesabaran
Oleh: Lulu Nugroho
LenSa MediaNews__Puluhan ibu muslimah dari berbagai Majelis Taklim menghadiri kajian Majelis Taklim Lentera Qur’an (MTLQ) di Masjid Raya Bandung, pada Ahad, 2 Juni 2024. Tema pada hari ini adalah Taat Butuh Pengorbanan dan Kesabaran.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam
Qur’an surat As-Saffat ayat 102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.””
Ustazah Hj. Frida Afriyani mengawali kajian dengan mengulas kisah tentang nabi Ibrahim as. dan Ismail as. Mereka berdua adalah sosok ayah dan anak yang salih serta taat kepada Allah SWT. Mereka istikamah, sabar dan rela berkorban, hingga kemudian melahirkan keturunan yang salih pula yakni pemimpinnya para nabi dan rasul, Muhammad saw.
Rasulullah saw. membawa agama yang diridai Allah SWT untuk diterapkan dalam kehidupan. Tetapi permusuhan terhadap Islam, terus berlangsung. Upaya musuh-musuh Islam menjauhkan kaum muslim dari keislamannya, tak pernah berhenti. Hingga muncul beragam pemikiran, di antaranya pluralisme yang menyatakan bahwa semua agama sama baiknya sebab sama-sama menuju kepada Allah.
Atau mereka menyatakan bahwa agama adalah persepsi manusia yang relatif terhadap tuhannya, sehingga tidak boleh ada pemeluk agama yang mengklaim bahwa agamanya paling baik atau benar.
Kondisi seperti ini jelas membuat umat berada dalam kebingungan. Sistem kehidupan yang berkiblat pada Barat, telah menjauhkan Islam dari kehidupan. Akibatnya kaum muslim pun tidak lagi merujuk kepada Al-Qur’an tatkala menghadapi persoalan. Bahkan banyak permasalahan hidup yang tak tuntas karena umat tidak mengambil Islam, sebagai solusi.
Maka kembali kepada Islam adalah solusi hakiki. Perlu aktivitas dakwah untuk menangkal pemikiran-pemikiran menyesatkan, yang datangnya dari luar Islam, serta mewujudkan kehidupan Islam melalui penerapan syariat Allah.
Akidah umat akan terjaga melalui penerapan Islam kaffah, sehingga terwujud maqashid syariah:
1. Terjaga agama dan akidah
2. Memelihara jiwa
3. Memelihara akal
4. Menjaga kehormatan diri
5. Memelihara keamanan
6. Memelihara harta Islam.
7. Memelihara nasab
Ustazah menyampaikan bahwa pentingnya membangun keluarga dengan menggunakan asas atau pondasi Islam, sebagaimana Ibrahim as. Maka akan melahirkan individu salih, yang mampu memahami hakikat hidup dan beraktivitas hanya untuk menggapai rida Allah semata. Dan keluarga pun tak dapat berdiri sendiri, tetapi membutuhkan dukungan masyarakat serta negara sebagai institusi yang akan menerapkan Islam secara kaffah.
Maka kita perlu meneladani Rasulullah saw. dalam membentuk peradaban baru di Madinah dengan penerapan syariat Islam. Rasulullah saw. membina kaum muslim, dan membentuk mereka menjadi hamba Allah SWT yang salih yang siap berdakwah. Sama seperti halnya Ibrahim as. aktivitas dakwah ini pun membutuhkan kesabaran dan pengorbanan, agar kembali terwujud peradaban Islam yang gemilang sebagaimana dahulu di masa Rasulullah saw. dan para khalifah sesudahnya. Wallahu a’lam bishshawab.