Sawah Terancam Kekeringan, Petani Khawatirkan Nasibnya
Musim kemarau yang terjadi saat ini, mengancam lebih dari 1.000 petak sawah di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sawah yang dialiri air dari irigasi Leuwikuya itu mengalami penurunan debit air lantaran musim panas yang dipengaruhi panas El Nino. Kini debit air di Sungai Ciwidey hanya tersisa seperempat dari kondisi normal.
Kondisi ini juga membuat para petani khawatir. Pasalnya, selain untuk pesawahan, aliran irigasi Leuwikuya juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengairi kolam dan juga kebutuhan lainnya.
Ketua Gabungan Petani Pemakai Pemerhati Air (GP3A) Mitra Cai Banyuhurip Daerah Irigasi (DI) Leuwikuya Kabupaten Bandung, Amat Rohimat mengatakan, jika kemarau terus memanjang, sebanyak 1.175 hektar sawah yang berada di Kecamatan Kutawaringin dan sebagian di Kabupaten Bandung Barat terancam kekeringan.
“Kalau sampai September terus kemarau enggak ada hujan, bisa repot juga. Pertanian disepanjang irigasi ini bisa gagal tanam, karena memang kami sangat mengandalkan pasokan air dari irigasi itu,” kata Amat saat dihubungi, Jumat (bandung.kompas.com, 11/8/2023).
Saat ini belum ada solusi tuntas dari pemerintah dalam mengatasi masalah kekeringan. Para petani masih mengharapkan datangnya hujan agar lahan mereka tidak mengalami kekeringan semakin parah.
Sejatinya setiap masalah yang di alami ummat, harus di tindak cepat olah penguasa negeri agar tidak menggangu kemaslahatan ummat. Inilah buah hasil dari diterapkannya sistem kapitalis berasaskan sekularisme, dimana agama dipisahkan dari kehidupan manusia. Pelaksanaannya jauh dari apa yang di perintahkan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Sebagaimana dalam pandangan Islam, kekuasaan adalah amanah. Seorang waliyul amri (pemimpin) dibebani amanah. Di antaranya menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya melalui kebijakan yang dia ambil. Peran dan tanggung jawab waliyul amri dalam masalah ini sangat besar. Kelak di akhirat ia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT atas amanah kepemimpinannya. Nabi saw. bersabda:
فَاْلإِمَامُ اْلاَعْظَمُ الَّذِيْ عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَ هُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Kepala negara adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus (HR al-Bukhari).
Pemimpin yang amanah akan menunaikan tugas ri’âyah, yakni memelihara semua urusan rakyatnya seperti: menjamin pemenuhan kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan bagi tiap individu warga negara); menjamin pemenuhan pendidikan, kesehatan dan keamanan secara cuma-cuma; serta melindungi rakyat dari berbagai gangguan dan ancaman.
Dalam memelihara urusan rakyat, penguasa hendaklah seperti pelayan terhadap tuannya. Sebagaimana Rasulullah pernah berkata bahwa :
“Sayyidu al-qawmi khâdimuhum (Pemimpin kaum itu laksana pelayan mereka).” (HR Abu Nu’aim).
Masya Allah.. sungguh Islam adalah agama yang sudah Allah sempurnakan, penerapan Islam secara kaffah menjadikan hubungan antara pemerintah dan rakyat sinergi berdasarkan hukum Syara’. Meraih keridhaan Allah SWT menjadi cita-cita bagi penguasa dalam mengurus ummat.
Wallahu a’lam bish-shawab
Yumna Nur Fahimah
[LM/nr]