Miss Universe, Prestasi atau Eksploitasi?
Lensa Media News-Kontroversi menyeruak di Ajang Miss Universe Indonesia 2023. Kontes kecantikan yang baru pertama kali digelar itu diwarnai kabar tidak baik dikarenakan adanya pengaduan dari salah satu finalisnya yang difoto telanjang saat akan melakukan pemeriksaan tubuh. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 1 Agustus 2023 di sebuah hotel. Agendanya saat itu adalah fitting baju, namun ternyata malah diminta untuk foto bugil dengan dalih untuk keperluan body checking . Agenda body checking ini dipastikan tidak ada dalam jadwal rangkaian acara. Tidak sekadar melihat bagian tubuh secara intimidatif, body checking juga dilakukan dengan memfoto dirinya dalam kondisi telanjang. Momen body checking ini juga dilakukan di depan lawan jenis. Bagaimana bisa yang katanya kontes kecantikan ini menjunjung nilai perempuan, justru diperlakukan sebagai obyek eksploitasi dengan memanfaatkan situasi untuk mengambil gambar finalis dalam kondisi telanjang?
Miss Universe, Miss World, dan Miss-miss sejenisnya adalah suatu bentuk ajang perlombaan di mana para peserta lebih memamerkan kecantikan dan penampilan fisik tubuh semata. Bahkan tak sedikit dari mereka harus melakukan operasi tubuh mereka demi obsesi ingin tampil cantik seperti model-model ratu kecantikan idolanya. Bukankah ini sebagai bentuk ‘eksploitasi wanita’ yang berbalut kemolekan? Wanita seolah dijadikan sebagai alat komoditi ekonomi. Kaum wanita yang seharusnya menjadi kaum yang terjaga dan terhormat, malah rela menggadaikan harga dirinya.
Dalam sistem kapitalis saat ini, tidak ada yang lebih berharga daripada uang. Para pemodal tentu saja akan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan. Yang akhirnya memanfaatkan kecantikan para wanita itu untuk meraup laba dalam ajang ini. Tak heran jika pada akhirnya ajang kecantikan itu bukanlah bentuk prestasi tapi eksploitasi.
Islam memandang kecantikan yang dimiliki wanita untuk dilindungi, bukan untuk dieksploitasi. Islam juga mengatur setiap aktivitas seorang perempuan harus terikat syariat. Hukum Islam yang begitu banyak ini adalah demi memuliakan perempuan, bukan mengeksploitasinya. Untuk itu kita butuh Islam diterapkan dalam sebuah negara. Karena Islam, tak hanya melindungi perempuan tapi juga melindungi umat muslim di seluruh dunia. Dewi Wisata. [LM/IF/ry]