Enam Orang Meninggal di Tanah Kaya, Pantaskah?
Lensa Media News-Sebuah kabar pilu datang dari saudara tanah air kita di wilayah Papua, tepatnya di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Enam orang dikabarkan meninggal karena kelaparan. Satu diantaranya adalah anak kecil.
Bencana kekeringan yang menyebabkan gagal panen itu menjadi penyebab adanya krisis pangan disana. Tak ada stok yang mencukupi ditambah dengan tak bisanya bantuan datang kesana menjadi persoalan yang lebih lanjut.
Seperti yang kita ketahui, tanah Indonesia, terkhusus tanah Papua adalah tanah yang kaya raya. Beragam bahan tambang tertimbun banyak di dalamnya. Bahkan cadangan emas terbesar di Indonesia berada di tanah Papua. Akan tetapi faktanya, penduduk disana justru ada yang mati kelaparan. Jika dipikir ulang, hal itu seharusnya tidak masuk akal. Bagaimana bisa ada kambing kurus ditengah padang rumput yang lebat?
Ya, ternyata ini semua hal yang wajar terjadi di negeri penganut sistem kufur buatan manusia. Dimana segala sumber daya adalah milik siapapun yang mampu untuk menguasai. Tak peduli berapa banyak rakyat yang menengadahkan tangannya untuk meminta sesuap nasi, para pemilik modal dan orang-orang di bawahnya hanya peduli dengan pundi-pundi uang yang mereka dapatkan.
Beginilah dampak buruk dari kesombongan manusia, yang tak mau diatur dengan sistem Sang Pencipta. Kerusakan terjadi dimana-mana, entah di sektor ekonomi, politik, sosial. Segalanya rusak, kacau.
Dalam Islam, negara mengatur kepemilikan yang bisa dikuasai individu, maupun negara. Harta-harta seperti barang tambang, air, api, dan tanah adalah kepemilikan milik negara yang hasilnya harus dibagi ke seluruh rakyatnya. Kepemilikan pribadi pun dibatasi, tak sembarang orang bisa menguasai sumber daya walaupun dia mempunyai uang yang banyak. Karena segalanya sudah jelas diatur dalam undang-undang yang dibuat oleh Allah.
Satu jalan yang pasti untuk segala prombelmatika kehidupan ini. Hanya dengan kembali kepada jalan Islam, menerapkannya ke seluruh linimasa kehidupan tanpa terkecuali. Karena Islam datang sebagai rahmat bagi seluruh makhluk. Hal ini hanya akan terwujud jika terdapat wadah yang menampung segala kewajiban ini. Tak lain dan tak bukan adalah sebuah institusi Daulah Islamiyah. Allahuakbar! Wallahu a’lam bish showab. Safira Luthfia. [LM/ry]