PPDB Bermasalah Akibat Sistem yang Salah Kaprah
Oleh : Ummu Army
Lensa Media News – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini menimbulkan banyak kontroversi. Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) pun meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meninjau ulang dan mengevaluasi total kebijakan sistem PPDB. Mereka menilai PPDB saat ini sudah melenceng dari tujuannya.
“Evaluasi serta tinjau ulang sistem PPDB sangat penting karena P2G menilai tujuan utama PPDB mulai melenceng dari relnya,” kata Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim dalam keterangan tertulisnya kepada media, Senin (Kompas, 11/7/2023).
Bahkan, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Rano Karno menilai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) bisa berani mengevaluasi Peraturan Menteri tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Sebab menurut Rano Karno, selama ini tidak ada solusi yang komprehensif dari Kemendikbudristek untuk menangani masalah PPDB yang terjadi setiap tahun.
Salah satu contohnya adalah disaat Walikota Bogor mengadakan inspeksi salah satu sekolah negeri favorit di kota Bogor menemukan kejanggalan, data yang tidak valid antara calon siswa dan tempat tinggal dalam kartu keluarga, adanya pemalsuan. Mirisnya adalah ketika ada anak yang rumahnya berdekatan dengan sekolah, tidak diterima.
Awal dari penerapan sistem zonasi saat PPDB adalah agar terjadi pemerataan dalam sistem pendidikan, menghilangkan image sekolah favorit hanya untuk mereka yang mampu. Namun nyatanya, pemerataan tidak terjadi, kecurangan semakin menjadi. Mulai dari pemalsuan data hingga membeli kursi.
Beginilah ketika sistemnya salah kaprah maka solusinya malah menimbulkan masalah. Pun cara pandang masyarakat pada sekolah favorit masih terpaku pada materi. Tak heran karena dalam sistem kapitalis sekuler saat ini semuanya dinilai dari materi, menghalalkan segala cara demi tercapainya suatu tujuan. Tanpa melihat lagi apakah yang dilakukan mendapat rida Allah atau tidak. Seolah tak takut dosa. Padahal sesuatu yang dimulai dengan kecurangan hasilnya pun berkah.
Pemerataan pendidikan sesungguhnya bisa tercipta dalam sistem yang sahih. Sistem yang di dalamnya mengatur segala permasalahan umat. Sistem pendidikan yang berdasarkan akidah Islam, yang memiliki visi dan misi untuk membentuk generasi berkepribadian Islam. Dalam sistem yang sahih inilah maka semua kebutuhan yang diperlukan dalam dunia pendidikan akan terpenuhi.
Tidak ada istilah sekolah favorit, karena semua sekolah memiliki visi dan misi yang sama. Menjadikan generasi berkepribadian Islam. Dengan begitu tak ada kisruh setiap tahunnya dalam PPDB.
Wallahu’alam
[LM/nr]