Ambisi Kekuasaan Para Elit Politik
Hasrat para elit politik untuk berkuasa di negeri ini begitu menggebu. Hal ini tampak dengan manuver-manuver politik yang dilakukan untuk memenangkan pertarungan di Pilpres 2024, padahal Pilpres masih dua tahun lagi. Ada beberapa nama yang sudah dimunculkan sebagai calon presiden. Ada Puan Maharani dan Ganjar dari PDIP, Erlangga Hartarto dari Golkar, Prabowo dari Gerindra, AHY dari Demokrat, Cak Imin dari PKB, Anis Baswedan dari non partai.
Di lingkar kekuasaan pun masih banyak yang menghendaki Jokowi berkuasa tiga periode. Meskipun banyak kalangan yang menentang, Menteri Luhut dan pihak yang mendukung sempat bermanuver untuk melancarkan hasrat Jokowi berkuasa lagi.
Sejumlah partai politik pun sudah melakukan konsolidasi sedini mungkin, seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). KIB merupakan gabungan Partai Golkar, PAN, dan PPP. Koalisi ini dibentuk untuk kepentingan Pilpres 2024.
Para elit politik ini tak lagi malu-malu bahkan terang-terangan menunjukan ambisi Kekuasaan. Sementara tugas mereka sebagai penguasa justru abai terhadap urusan rakyat. Padahal saat ini rakyat justru dalam kondisi himpitan ekonomi yang luar biasa. Bayangkan kondisi ekonomi rakyat masih terpuruk karena pandemi, pemerintah malah menaikan harga Pertamax di luar kewajaran. Akibatnya harga berbagai komoditas pun naik. Ditambah lagi rencana kenaikan tarif dasar listrik dan gas. PPN pun latah ikut dinaikkan oleh pemerintah menjadi 11%. Minyak goreng jangan ditanya, yang tadinya langka tiba-tiba banyak lagi di pasaran. Namun dengan harga yang fantastis, nyaris naik dua kali lipat.
Beginilah kondisi negeri yang diatur dengan sistem demokrasi sekuler yang meniadakan peran agama dalam kehidupan. Para pemangku negeri ini berlomba-lomba untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan. Cara apapun dilakukan, tak perduli halal dan haram. Ketika pun mereka berkuasa, mereka tidak amanah. Mereka gunakan amanah kekuasaan itu untuk meraih kepentingan sendiri dan golongannya. Sementara, kepentingan dan kemaslahatan rakyat kadang sering abai bahkan ditinggalkan.
Padahal Rasulullah telah memperingatkan umatnya jauh-jauh hari terkait ambisi Kekuasaan,
“Sungguh kalian akan berambisi terhadap kepemimpinan (kekuasaan), sementara kepemimpinan (kekuasaan) itu akan menjadi penyesalan dan kerugian pada hari kiamat kelak.” (HR al Bukhori, an Nasa’i, dan Ahmad)
Peringatan Rasulullah terbukti pada hari ini dengan banyaknya orang yang berambisi dan haus kekuasaan.
Dalam sejarah Pemerintahan Islam yang di bawa oleh Rasulullah saw. lahir para penguasa yang amanah. Bagaimana gambaran para Khulafaur Rasyidin yang terkenal dalam keadilan dan amanah. Mereka juga dikenal sebagai pemimpin yang memiliki perilaku yang agung dan luhur serta lemah lembut terhadap rakyat mereka. Bahkan Umar Al Khaththab begitu amanahnya sampai terkenal perkataannya; “Seandainya ada seekor keledai terperosok di Kota Baghdad karena jalanan rusak, aku sangat khawatir Allah Swt akan meminta pertanggungjawabanku di akhirat kelak.”
Begitulah sekilas keteladanan para sahabat dalam mengurus urusan rakyat mereka. Sikap dan perilaku para penguasa muslim yang luar biasa itu akan terwujud ketika negara benar-benar menerapkan Islam secara kaffah dalam bingkai daulah khilafah Islam.
Yani Ummu Qutuz
(Pegiat literasi dan Member AMK)
Wallahu’alam bishshowab.
[LM]