Fasilitas Umum Terbaik, Kewajiban Penguasa
Wahana seluncuran di kolam renang Water Park Kenpark, Kenjeran, Kota Surabaya, ambrol hingga menyebabkan belasan orang terluka.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji meminta semua fasilitas hiburan dicek kelayakannya. Menurut dia, taman-taman di Surabaya banyak mainan anak-anak yang juga harus dicek, apakah masih layak apa tidak. Begitu juga yang dikelola oleh pihak swasta harus sering dilakukan monitoring. “Kami meminta agar dilakukan pengecekan terhadap fasilitas umum tempat hiburan, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta agar tidak menimbulkan kejadian serupa di kemudian hari. Saya juga meminta agar pengelola tempat hiburan bertanggung jawab atas keselamatan pengunjung,” kata Armuji di Surabaya, Sabtu (7/5). (Medcom.id, 07/05/2022)
Perwakilan pengelola Kenpark Surabaya, Bambang Irianto menyebut bahwa dugaan awal perosotan ini kelebihan muatan hingga ambrol. Pria yang menjabat sebagai Kepala HRD ini menambahkan saat kejadian, perosotan dalam keadaan overload. “Karena overload yang naik, kita selama ini sudah melakukan perawatan,” kata Bambang, Sabtu (7/5). Hingga kini, Bambang menyebut ada 16 korban luka berat hingga ringan. Kesemuanya sedang menjalani perawatan di RSU dr. Soetomo hingga RSUD dr. Soewandhi Surabaya. (Detikjatim.com, 07/05/2022)
Fasilitas umum terbaik merupakan hak bagi seluruh masyarakat, pemeliharaannya diatur serta diawasi oleh penguasa. Negara bertanggung jawab penuh akan hal ini, dimulai dari proses pembuatan hingga perawatan fasilitas umum. Ironisnya ini tidak terjadi dalam sistem kapitalisme saat ini, negara terkesan lambat dan abai dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Jika telah terjadi kecelakaan atau masyarakat berkoar-koar, barulah ditangani.
Kita akan dapati hal yang berbeda dalam pandangan dan penanganan sistem Islam terkait fasilitas umum. Fasilitas umum dipelihara oleh penguasa atau pemimpin yang menjadi tanggung jawab yang harus dipikulnya. Kemudian birokrasi dalam sistem Islam tidak berbelit-belit, karena Islam mempunyai konsep tersendiri mengenai persyaratan dalam penyelesaian suatu administrasi, agar kesempurnaan dapat tercapai. Tidak serta-merta hanya dilimpahkan kepada pihak pengelola terkait, baik swasta atau pengurus daerah setempat.
Dalam Islam, pemimpin atau Khalifah adalah ra’in, ia bertanggung jawab atas urusan seluruh rakyatnya. Pemimpin bertanggung jawab sepenuhnya akan kepengurusan fasilitas umum di sekitar masyarakat, agar tidak terjadi kecelakaan dan aktivitas masyarakat berjalan dengan lancar. Jika ada kerusakan, negara akan segera memperbaiki tanpa menunggu insiden terjadi.
Kisah manis di tanah Iraq pada masa Khalifah Umar bin Al-Khaththab ra., beliau pernah bersedih dan gelisah mendengar seekor keledai tergelincir dan jatuh ke jurang akibat jalan rusak dan berlubang yang dilewatinya. Melihat sang Khalifah bersedih, membuat sang ajudan bertanya “Wahai Amirul Mukminin, bukankah yang mati hanya seekor keledai?” Sang Khalifah pun menjawab dengan nada serius dan wajah yang menahan marah, “Apakah engkau sanggup menjawab di hadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah engkau lakukan ketika memimpin rakyatmu?”
Betapa harunya kita sebagai rakyat ketika dipimpin oleh seorang pemimpin yang takut akan pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Jangankan keselamatan dan keamanan nyawa manusia, nyawa hewan pun tak luput dari perhatiannya. Semata-mata karena ia sangat memahami bahwa semua bentuk riayah-nya akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Maka tidak heran ketika umat rindu untuk kembali kepada penerapan hukum Islam di seluruh kehidupannya.
Wallahu a’lam bishshawab.
Yumna Nur Fahiimah
Bandung
[ah/LM]