Program MBG Bermasalah, Islam Jamin Pangan Rakyat

20250114_052326

Oleh : Rochma Ummu Satirah

 

LenSa MediaNews.Com, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah mulai dilakukan uji coba. Walaupun dalam penerapannya menghadapi beberapa persoalan. Negara kembali dipertanyakan komitmennya dalam memberikan jaminan pangan pada rakyatnya.

 

Program MBG Bermasalah

 

Sebagai realisasi dari salah satu program kampanye presiden terpilih, program MBG sudah mulai dilakukan uji coba. Badan Gizi Nasional akan menjadikan daun kelor dan telur ayam sebagai bahan alternatif bahan makanan pengganti susu pada program ini. Kebijakan ini muncul karena tak semua peserta penerima MBG akan mendapatkan susu. Ada pula wacana menggunakan susu ikan sebagai pengganti susu sapi (Cnnindonesia.com, 29-12-2024).

 

Biaya yang dianggarkan  juga mengalami penurunan dari awal per porsi sebesar Rp15.000 menjadi Rp10.000. Dengan budget ini, rakyat semakin menyangsikan apakah menu yang akan disajikan sesuai dengan keinginan untuk mengatasi masalah gizi pada anak.

 

Belum lagi dihantui dengan masalah korupsi anggaran yang seakan sudah menjadi tabiat dari penguasa dan pejabat negeri ini. Bagaimana jadinya nanti jika anggaran sebesar sepuluh ribu rupiah tersebut dikorupsi?

 

Sejatinya, program ini juga menghadapi ragam persoalan dimulai dari anggaran yang belum siap, hingga  ke pelaksanaannya yang masih belum terkontrol. Menu makanan yang diberikan juga masih menjadi perdebatan karena tidak sesuai harapan.

 

Perihal jangkauan, pemerintah menyatakan bahwa MBG hanya akan menjangkau 3 jutaan anak-anak sekolah saja. Sedangkan menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), murid di Indonesia berjumlah 53,14 juta siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2023-2024. Ini bermakna bahwa MBG hanya akan menyentuh 1% saja dari siswa sekolah. Padahal negara bertanggung jawab memberikan jaminan gizi seimbang dan berkualitas bagi seluruh rakyatnya.

 

Islam Jamin Kebutuhan Pangan Rakyat

 

Sistem Islam tentu mengcover mengenai kewajiban negara untuk menjamin pangan bagi rakyatnya. Pangan ini termasuk kebutuhan pokok manusia yang harus bisa terpenuhi dengan tepat dan berkualitas. Negara pun memiliki mekanisme untuk menerapkan hal ini.

 

Pertama, negara memastikan setiap kepala negara memiliki pekerjaan yang layak sehingga mampu memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Hal ini bisa dilakukan negara dengan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya atau pun memberikan kemudahan bagi rakyat mana pun yang mau berwirausaha, misal dengan pemberian modal cuma-cuma atau berupa pinjaman dan juga pelatihan keahlian yang dibutuhkan. Bahkan negara akan memastikan sebagai zero unemployment country.

 

Kedua, negara juga memastikan tidak ada satu pun warga negara yang kelaparan. Hal ini secara praktis bisa dengan menyediakan makanan gratis bagi rakyat. Sebagaimana yang ada di masa Khilafah Abbasiyah di mana sekolah-sekolah menyediakan makanan gratis berupa roti, daging, dan kue yang cukup untuk seluruh siswanya.

 

Ketiga, negara juga menjamin kemudahan rakyat untuk mendapatkan semua jenis pangan yang dibutuhkan, baik masalah ketersediaan atau pun kemampuan untuk membeli. Mengenai ketersediaan, negara akan mendorong petani untuk memproduksi semua barang kebutuhan pangan. Negara juga menjamin distribusi pangan ini agar memudahkan daya beli rakyat.

 

Semua mekanisme ini dilakukan negara melalui penguasa dan pejabat publik yang telah dididik untuk melihatnya sebagai satu amanah dan tanggung jawab. Mereka menjalankan ini atas landasan keimanan kepada Allah Swt. sebagai Pencipta dan Pengatur Kehidupan ini. Sehingga, sistem Islam juga menjaga dari adanya penguasa yang tidak amanah atau melakukan korupsi.

 

Dengan ini, penerapan sistem Islam oleh negara tentu akan membawa kesejahteraan pada kehidupan rakyat tanpa terkecuali. Sehingga, sangat wajar jika umat mendambakan kembalinya sistem ini untuk hadir dalam kehidupan manusia saat ini. Wallahu’alam bishowab. [ LM/ry ]

Please follow and like us:

Tentang Penulis