Generasi Hampir Punah, Rusia Hingga Hilang Logika
Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom
(Aktivis Muslimah Aceh)
Lensa Media News – Ada-ada aja ide dari para pemimpin yang semakin tidak masuk akal, karena putus asa menghadapi masyarakatnya yang semakin memilih untuk hidup tanpa memiliki anak atau childfree yang di gemborkan barat akhirnya berbuah manis. Jadilah para pemimpinnya dibuat pusing karena keputusan warga negara yang akan berefek ke masa depan.
Bisa dibayangkan dunia tanpa canda tawa anak-anak yang akan diisi oleh nenek dan kakek tua yang kesepian. Begitulah gambaran dunia saat ini yang berhasil membatasi manusia untuk tidak memiliki anak. Maka timbulah ide nyelenehnya, para pemimpin Rusia telah menyarankan warganya untuk berhubungan seks selama Jam Istirahat Kerja (JIK) guna mendongkrak angka kelahiran di tengah penurunan populasi yang terus berlanjut dan diperburuk oleh perang Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan mendorong rakyatnya untuk melakukan aktivitas seksual dengan pasangannya jika memungkinkan selama jam istirahat kerja. Tujuannya untuk mengatasi penurunan angka kelahiran di negara yang dipimpinnya itu. Menurut laporan Metro, skema seks di tempat kerja muncul ketika tingkat kesuburan warga Rusia berkisar sekitar 1,5 anak per wanita. Angka ini jauh di bawah tingkat 2,1 yang dibutuhkan untuk stabilitas populasi. (Tribunnews.com, 17-09-2024)
Angka kelahiran di Rusia telah jatuh ke titik terendah sejak 1999, dengan angka kelahiran hidup pada bulan Juni turun di bawah 100.000. Rosstat mencatat angka kelahiran 16.000 dari Januari s/d juni 2024, meningkat 18%, dengan angka kematian 49.000 pada tahun 2024 yang mungkin sebab perang. Mereka juga meminta perempuan usia 18 s/d 40 tahun di moskow untuk cek kesuburan secara gratis. Wilayah Chelyabinsk menawarkan 8.500 pound untuk siswi di bawah usia 24 tahun untuk kelahiran anak pertama mereka.
Senada dengan hal itu Jepang dan Korea Selatan juga mengalami penurunan angka kelahiran yang menyebabkan negara mau melakukan apa saja agar masyarakatnya mau memiliki anak. Jepang yang sengaja memproduksi film porn untuk bisa menarik perhatian warganya mau memilik anak, begitu pula Korea Selatan yang banyak memproduksi film romantis. Namun, semua itu gagal karena negara sendiri tidak bisa menjamin kelak bagaimana kehidupan anak mereka.
Memang fitrahnya manusia adalah untuk menikah dan melahirkan banyak keturunan, hal ini karena nanti akan ada penerus dari keluarga dan yang akan berdedikasi untuk negara. Namun hal ini sudah tak lagi menarik perhatian masyarakat sistem kapitalis meski diimingi uang. Karena negara sendiri dari awal sudah melakukan tindakan yang salah dengan membatasi anak dan kebutuhan hidup semakin naik.
Hal ini sangat berbeda dengan Islam yang memang sangat menganjurkan untuk melahirkan banyak anak. Karena merekalah generasi yang akan membawa peradaban negerinya. Bahkan Rasul pun mengatakan akan sangat bangga dengan umatnya yang banyak. Seperti doanya Nabi Zakaria kepada Allah swt yang tercantum dalam al-qur’an yang artinya :
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling Baik.” (Al-Anbiyaa : 89)
Tidak akan cemas kita sebagai orang tua saat anak nanti hidup. Karena setiap anak sudah ditentukan rezekinya dari Allah. Itu yang sangat dipahami oleh seorang muslim. Dan negara juga bisa menjamin kehidupan mereka dengan baik. Dari segi kebutuhan pokok, pekerjaan hingga pendidikan semua akan diberikan. Wallahu’alam
[LM/nr]