Dunia Bungkam di Tengah Genosida Palestina

 

Oleh: Yulia

Pegiat Pena Banua

LenSa Media News_Opini_Peristiwa 7 Oktober 2023 lalu menjadi awal terbukanya mata dunia akan keadaan Palestina yang sebenarnya. Kejahatan Zionis Yahudi pun telah tampak, banyak orang kini buka suara mengenai penjajahan yang terjadi. Mata dunia memang telah terbuka, namun tetap bungkam seolah tak dapat berbuat apa-apa. Hanya segelintir orang yang berjuang menyuarakan hak hidup untuk warga Palestina. Bahkan, negeri yang mayoritas kaum Muslimin pun ikut bungkam dan tak berani membela tanah yang disucikan dan diberkahi oleh Allah.

 

PBB, yang menjadi polisi dunia, ternyata tak berkutik untuk menyelamatkan Gaza dari genosida yang dilakukan oleh Israel. Saat ini, Gaza tidak hanya diserang menggunakan alat tempur yang canggih, tetapi juga dibiarkan kelaparan, kehausan, dan kesakitan akibat tindakan blokade yang dilakukan oleh Israel. Sehingga, bantuan dari berbagai belahan dunia tidak dapat masuk langsung ke Gaza. Tembok dan gerbang pintu Rafah dijaga ketat oleh Israel. Pemimpin kaum Muslimin pun tidak dapat berbuat banyak kecuali hanya memberikan kecaman. Pada akhirnya, Gaza masih berjuang sendirian.

 

Dunia seolah bungkam melihat serangan yang berawal dari 7 Oktober lalu hingga kini telah menyebabkan lebih dari 40.300 kematian warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta lebih dari 93.300 luka-luka (Antara News, 28/8/2024). Dari data tersebut, kita dapat mengetahui dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, Israel telah melakukan pembantaian yang sangat keji terhadap kaum Muslimin di Gaza.

 

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, “Sekitar 60 persen obat-obatan esensial dan 83 persen pasokan medis di Gaza yang terkepung telah habis akibat perang yang terus berkecamuk serta kontrol dan penutupan perbatasan oleh Israel” (Antara News, 28/7/2024). Berdasarkan data tersebut, banyak korban luka akibat serangan Zionis tidak mendapatkan pengobatan yang layak karena pasokan obat yang kian menipis bahkan terancam habis.

 

Fakta kekejaman pasukan Zionis juga tampak pada pengubahan “zona kemanusiaan aman” di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu, menyisakan hanya 9,5 persen wilayah yang disebut “zona aman” bagi warga sipil yang mengungsi, kata Pertahanan Sipil Palestina di Gaza (Antara News, 28/8/2024). Mereka mengkhianati kesepakatan zona aman bagi warga Palestina untuk mengungsi namun tetap dijadikan sasaran bom.

 

Mengutip Associated Press, pejabat tinggi kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina menyebutkan bahwa saat ini perintah evakuasi Israel telah mengungsikan 90 persen dari 2,1 juta penduduk (CNN Indonesia, 28/8/2024). Betapa mengerikannya fakta dan data yang telah diunggah di berbagai media sosial namun tidak juga menyadarkan dunia akan akar masalah yang terjadi saat ini. Gaza menjadi tameng kehormatan umat Islam. Bahkan mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak akan tunduk kepada aturan musuh-musuh Islam yang menginginkan tanah suci Baitul Maqdis.

 

Akar masalah yang perlu kita ketahui adalah perang ideologi yang sedang terjadi, yaitu perang antara Islam dan musuh Islam. Saat ini, Palestina berperang bukan hanya melawan Israel, tetapi juga negara-negara adidaya yang mendukungnya. Ideologi kapitalisme telah menjadikan negeri-negeri kaum Muslimin mati rasa terhadap apa yang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Kapitalisme juga menjadikan negeri-negeri kaum Muslimin memiliki ikatan kebangsaan, bukan lagi ikatan akidah yang lebih kuat. Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa ideologi kapitalisme merupakan akar masalah. Sedangkan ideologi Islam belum memiliki kekuatan karena hanya diemban oleh individu-individu saja, belum diemban oleh sebuah negara. Sehingga penting saat ini bagi kaum Muslimin untuk menyadari bahwa ideologi Islam harus diemban oleh sebuah negara.

 

Satu-satunya negara yang dapat mengemban ideologi Islam adalah negara Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah dan menyatukan negeri-negeri kaum Muslimin yang saat ini tersekat-sekat oleh wilayah dan kebangsaan. Penyadaran kaum Muslimin dapat dilakukan dengan dakwah Islam ideologis. Memurnikan kembali pikiran kaum Muslimin akan hakikat kehidupan dan kepada siapa hidup ini harus kita serahkan, yaitu kepada aturan Allah Ta’ala. Kaum Muslimin juga harus yakin dengan kabar gembira yang telah Rasulullah sampaikan dalam hadits beliau dari Hudzaifah ra, Rasulullah bersabda, “Selanjutnya akan ada kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian” (HR Ahmad).

Wallahu a’lam.

(LM/SN)

Please follow and like us:

Tentang Penulis