Nurani Terkikis, Potret Pendidikan Sekuler Kapitalis

Oleh: Dinar Rizki Alfianisa

 

LenSa Media News–Baru-baru ini sosial media dihebohkan dengan beredarnya video sekumpulan anak remaja yang menghina anak-anak Palestina. Sekumpulan remaja perempuan, yang salah satunya adalah anak SMP 216, viral di media sosial lantaran menyinggung soal darah, tulang, hingga daging anak Palestina.

 

Di tengah penderitaan yang dialami warga Palestina, para remaja itu malah membuat lelucon yang membuat geram. Dalam video tersebut tampak anak SMP makan ayam goreng krispi.  Seperti diketahui bahwa restoran tersebut menjadi sasaran boikot karena mendukung serangan Israel ke Palestina (liputan6.com/11/6/2024).

 

Potret Pendidikan Sekuler Kapitalis 

 

Kejadian ini seharusnya membuat kita miris. Bagaimana tidak, masyarakat Palestina hari ini terutama anak-anaknya dalam kondisi yang sangat buruk. Mereka kelaparan, kehilangan orang tua dan sanak saudara, serta rumah-rumah mereka dihancurkan. Ketakutan dan trauma luar biasa dirasakan oleh anak-anak Palestina akibat genosida ini. Sangat tidak habis pikir ada orang yang menjadikan hal itu sebagai bahan candaan.

 

Di saat banyak orang berbondong-bondong menyeru untuk boikot produk-produk pro-Israel sebagai bentuk kepedulian mereka, para remaja ini malah dengan sengaja mempertontonkan aksi yang tidak patut dengan menghina anak-anak Palestina sambil menyantap produk yang dianggap pro-Israel. Sangat miris, seolah nurani telah terkikis bahkan hilang dalam diri.

 

Inilah bukti nyata diterapkannya sistem sekulerisme kapitalisme. Ketika agama dijauhkan dari ranah kehidupan, manusia menjadi bebas membuat aturannya sendiri. Agama tidak lagi dijadikan sandaran dalam menjalani kehidupan.

 

Hasil dari sistem pendidikan hari ini tidak lagi mencetak generasi yang memiliki akhlak yang baik, namun generasi yang bebas mengekspresikan hawa nafsunya. Tolak ukur kebenaran adalah pendapat masing-masing individu, selama itu membahagiakan dirinya maka apapun bisa dilakukan tanpa memperhatikan nilai-nilai yang ada.

 

Buah dari sistem ini juga adalah masyarakat yang apatis. Mereka hanya sibuk mementingkan urusan pribadi tanpa peduli dengan orang lain. Maka tak heran jika para remaja dalam video tersebut mampu tertawa bahagia menghina anak-anak Palestina ditengah kesulitan dan kesedihan yang dialami anak-anak Palestina.

 

Sistem Pendidikan Islam

 

Di dalam Islam, tujuan dari pendidikan adalah mencetak generasi penerus peradaban yang memiliki akhlak mulia. Asas pendidikan adalah akidah Islam, sehingga individu-individu yang lahir adalah individu berkepribadian Islam dengan pola pikir dan pola sikap Islam.

 

Masyarakatnya adalah masyarakat yang beramar ma’ruf nahi munkar. Saling peduli dan menasehati dalam kebaikan. Tidak akan tinggal diam ketika melihat saudaranya dalam kesusahan dan kesulitan.

 

Disisi lain negara menerapkan seluruh aturan Islam dalam semua aspek kehidupan baik politik, hukum, ekonomi, sosial, pendidikan dan sebagainya. Semua harus dilakukan menyeluruh bukan hanya secara parsial karena segala permasalahan yang muncul hari ini adalah permasalahan sistemik yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.

 

Sebagaimana telah kita saksikan dalam sejarah, hampir 14 abad lamanya Islam diterapkan sebagai sistem kehidupan yang mampu melahirkan masa kegemilangan. Sebut saja Ibnu Sina, Al Khawarizmi, Ibnu Al-Haytam, Abbas Ibnu Firnas dan lainnya. Mereka dan karyanya yang luar biasa lahir dari peradaban Islam. Dengan penerapan aturan yang berasal dari Sang Pencipta yaitu Allah SWT maka tidak heran melahirkan individu-individu yang bertakwa, berakhlak mulia lagi cerdas. Wallahualam bissawab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis