Narasi Khilafah: Benarkah Mengancam Umat?

Oleh: Yuke Octavianty

Forum Literasi Muslimah Bogor

 

Lensa Media News–Khilafah menjadi satu kata yang kini tidak asing didengar. Banyak yang mendukung namun tidak sedikit juga yang membantahnya. Lantas, bagaimana semestinya kita memahaminya agar mampu bijak bersikap?

 

Harapan Bangkitnya Khilafah, Betulkah Hanya Ilusi?

 

Pemerintah dan masyarakat dihimbau agar tetap waspada pada narasi-narasi kebangkitan khilafah. Hal tersebut diungkapkan Akademisi dari Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada, Mohammad Iqbal Ahnaf (beritasatu.com, 12/1/2023).

 

Iqbal pun menyatakan bahwa moment 100 tahun setelah keruntuhan khilafah Utsmaniyyah, bertepatan dengan tahun 2024, tahun kontestasi politik. Narasi khilafah pun mendapatkan momentum tepat pada tahun ini.

 

Perlu disadari juga bahwa ancaman ideologi transnasional pasti ada. Gagasan khilafah dianggap sebagai obat penawar berbagai kekecewaan yang kini terjadi. Dan tidak sedikit orang menganggap bahwa khilafah memberikan harapan. Namun, sejauh ini khilafah pun hanya sebatas gagasan teoritis saja, lanjutnya.

 

Narasi khilafah kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Solusi khilafah banyak ditawarkan untuk menyembuhkan segala macam rasa sakit dan kemelut yang kini diderita dunia.

 

Peperangan Gaza, masalah muslim minoritas, kasus kemiskinan global, rusaknya tatanan sosial dan generasi, bobroknya kepemimpinan dan masalah lain yang semakin rumit. Namun, banyak kalangan menyangsikan kebangkitan umat Islam dan bangkitnya khilafah.

 

Bahkan mengkategorikan ide khilafah sebagai narasi ancaman ideologi transnasional. Sungguh stigma semacam ini adalah pendapat keliru yang akan membelokkan semangat umat untuk meraih kebangkitan.

 

Semua narasi ini sebagai bentuk monsterisasi ajaran Islam yang telah sempurna turun di tengah kehidupan umat. Pemikiran sesat terus menggempur umat seiring dengan usaha penguburan dan pengaburan sejarah yang terus dilakukan musuh-musuh Islam.

 

Khilafah bukanlah ancaman. Justru khilafah adalah jalan kehidupan. Kerusakan yang benar-benar tampak hari ini sebagai konsekuensi diterapkannya sistem barat yang menyesatkan.

 

Sekularisme dan kapitalisme, benar-benar telah menjerumuskan kehidupan umat ke lubang kerusakan yang dalam. Sehingga umat tidak mampu lagi mengindera kerusakan karena gelapnya pemikiran.

 

Wajibnya Khilafah

 

Khilafah adalah mahkota kewajiban bagi kaum muslim. Setiap kewajiban yang dibebankan kepada umat hanya mampu sempurna terlaksana dalam institusi khilafah. Mulai dari konsep ibadah, muamalah, pemerintahan, aqidah, fikih dan bidang lainnya. Khilafah-lah satu-satunya wadah yang mampu menjamin diterapakannya sistem Islam secara kafah.

 

Berbagai kitab membahas tentang keutamaan khilafah dan pahala luar biasa bagi para pengembannya. Karena dengan memperjuangkan khilafah, berarti memperjuangkan diterapkannya syariat Islam secara kaffah.

 

Islam adalah agama utuh dan sempurna yang wajib diterapkan secara menyeluruh. Hingga mampu melahirkan solusi komprehensif untuk seluruh masalah umat. Islam bukanlah agama prasmanan yang sesuka hati bisa dipilih-pilih sesuai keinginan.

 

Imam Al-Mawardi menyatakan, “Imamah atau Khilafah dibuat untuk menggantikan kenabian dalam menjaga agama dan mengurus dunia.” (Al-Ahkam as-Sulthaniyyah wa al-Wilayat ad-Diniyyah).

 

Al-‘Allamah Taqiyuddin an-Nabhani mengungkapkan, “Khilafah adalah kepemimpinan umum atas seluruh kaum muslim di dunia untuk menerapkan syariat dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.” (Nizham al-Hukmi fi al-Islam).

 

Menurut Syekh Taqiyuddin an-Nabhani, mendirikan negara (Khilafah) adalah fardu kifayah, wajib bagi seluruh kaum muslim. Hal ini adalah hal yang pasti dan tidak ada pilihan dalam rangka menegakkannya. Melalaikan pelaksanaannya merupakan kemaksiatan yang paling besar dan Allah SWT. akan mengazab dengan azab yang amat pedih (Nizhamul Hukmi fil Islam).

 

Jelaslah, khilafah bukanlah suatu ancaman. Melainkan institusi solusi seluruh masalah umat dunia. Tidak ada pilihan lain. Diperjuangkan atau tidak, khilafah akan tetap tegak di muka bumi. Inilah janji Allah SWT. yang pasti diwujudkan.

 

Demikianlah konsep keimanan yang benar-benar harus tertancap dalam diri seorang muslim. Allah swt. tidak membutuhkan usaha manusia. Melainkan manusialah yang membutuhkan kuasa Allah SWT. Wallahualam bissawwab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis