CISA: Utang Bukan Pilihan Utama Membangun Indonesia

Reportase – PKAD–Direktur Centre for Indonesia, Herry Mendrofa, S.Tr. Sos menyatakan, bahwa utang Indonesia September sudah sampai 6,7 triliun. Ada lompatan utang yang tinggi pada pemerintah, banding dengan pemerintah sebelumnya yang sangat jauh.

“Pemerintah sekarang kontraproduktif dengan pemerintah sebelumnya (presiden SBY). Bahkan negara Indonesia sudah rangking 7 negara yang sering berhutang,” tandas Herry.

Tambahnya, Pemerintah harus melihat bahwah utang bukan pilihan utama dalam hal membangun Indonesia.

Herry Mendrofa hadir pada diskusi online live streaming you tube, Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Jumat (05/11/21). Bertema “Siapa bapak perhutangan Indonesia?” diskusi berlangsung dengan baik dan mencerahkan.

Herry kemudian memberi saran “Seharusnya pemerintahan mencoba mengurangi rasio utang Negara bukan menambah. Padahal utang sangat berbahaya bagi Negara.”

Kebijakan utang yang di sampaikan kepada rakyat jauh api dari panggang sehingga menimbulkan kekecewaan. Ditambah penggunaan utang tidak pada tempatnya disebabkan adanya campur tangan beberapa oknum (pembisik).

“Bahkan lebih parahnya kondisi dimana ide (pakar ekonomi) pemecahan persoalan utang Negara tidak berlaku ketika oligarki berbicara,”Direktur CISA itu menyayangkan.

Di akhir pernyataan, bisakah keluar dari jebakan utang?

“Bisa dengan mendorong mengingatkan presiden berbahaya utang dengan menekan rasio utang dan mencoba menggunakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada pemerintahan.”

(Hanif Kristianto, Analisis Politik dan Media) .

 

[ry/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis