Kritik Tak Cukup untuk Didengar

Presiden Joko Widodo berjanji menjawab kritik dari berbagai pihak dengan tanggung jawab. Jokowi mengatakan pihaknya membuka diri terhadap kritik yang disampaikan media massa dan masyarakat. Jokowi menyadari banyak kritik yang diterima pemerintah atas berbagai hal yang belum terselesaikan. Ia menilai masukan-masukan itu menjadi bagian penting dari kerja pemerintah (29/10).

Kritik sejatinya dilakukan dalam rangka menginginkan adanya perbaikan suatu kinerja. Sehingga ketika terjadi ketidakberesan dalam kinerja, wajar akan banyak pihak yang berupaya mengkritik agar terjadi perubahan kinerja. Jadi kritik dan kinerja seharusnya tak bisa dipisahkan.

Sistem demokrasi memberikan kebebasan berpendapat termasuk melakukan kritik terhadap penguasa. Selayaknya memang penguasa bisa mendengar dan bertanggung jawab terhadap kritik yang disuarakan oleh rakyat. Hanya saja memang tak semua suara bisa didengar penguasa ataupun bisa dilaksanakan. Hal ini bisa jadi memang hanya suara rakyat tertentu yang akan didengar oleh penguasa.

Selama ini kritik dari rakyat terhadap penguasa tak dianggap sebagai wujud rasa cinta atau murni dalam rangka mengoreksi kinerja. Hal ini karena munculnya pihak oposisi dan non oposisi yang bersaing dalam memperebutkan kekuasaan di parlemen. Wajar, kritik biasa digencarkan pihak oposisi, sedangkan pihak non oposisi seolah selalu sejalan dengan penguasa dan tak ada yang bersuara lantang mengkritik penguasa.

Dalam ajaran Islam, melakukan kritik atau muhasabah terhadap penguasa dinilai sebagai ibadah. Bahkan jika penguasa telah berlaku dzalim terhadap rakyat, maka melakukan muhasabah hukumnya wajib. Kaum muslim diberikan kebebasan menyampaikan kritik terhadap penguasa dalam rangka mengawal jalannya roda pemerintahan agar berjalan sesuai syariat.

Muhasabah selayaknya tak cukup sekadar agar didengar penguasa atau dalam rangka menjatuhkan pihak lawan. Islam mengajarkan bahwa muhasabah kaum muslim terhadap penguasa sebagai wujud ketaatan terhadap perintah Allah Swt. yakni melakukan amar makruf nahi munkar. 

 

(Nanik Farida Priatmaja) 

 

[faz/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis