Do’a Saja Tidak Cukup, Butuh Solusi Hakiki
Wabah Covid-19 kembali mengganas, untuk itu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengirimkan surat resmi kepada kepala desa, pendamping desa dan warga desa untuk menggelar doa bersama, guna menyikapi kondisi melonjaknya angka COVID-19 di Indonesia. (Sabtu, 3/7/2021, news.detik.com)
Beliau juga mengimbau warga desa untuk membatasi mobilitas di luar rumah, disampaikan melalui cuitannya di akun Twitter @halimiskandarnu.
“Hari ini, memasuki hari kedua PPKM Darurat, saya imbau warga desa tetap di rumah, mohon ditahan dulu segala bentuk aktivitas di luar rumah kecuali ada keperluan yang sangat mendesak,” kata Halim Iskandar seperti dikutip dalam keterangan tertulis. (Minggu, 4/7/2021, news.detik.com)
Ia meminta warga desa selalu mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas di luar rumah. Ia pun mengajak warga desa untuk selalu berdoa agar pandemi COVID-19 berlalu dan ekonomi Indonesia bisa bangkit kembali.
Dengan adanya imbauan doa bersama ini, seharusnya membuat kita sadar bahwa sebagai hamba Allah, manusia lemah, serba kurang dan tidak mampu hidup sendiri. Butuh pertolongan Allah dalam menghadapi wabah yang saat ini sudah semakin merajalela.
Lantas, apakah hanya dengan untaian doa saja cukup mengatasi wabah ini? Tentu tidak. Selain mengimbau para keluarga dan masyarakat, juga diperlukan kebijakan atau sistem pemerintahan yang mampu menyelesaikan masalah pandemi ini secara tuntas, serta memenuhi kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu, apabila kita benar-benar membutuhkan pertolongan Allah, bukan hanya sekadar berdoa, namun juga taubatan nasuha. Taubat yang sebenar-benarnya tidak hanya seluruh masyarakat tetapi juga pemerintahan. Yaitu kembali kepada hukum Allah secara kaffah, dengan tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah. Hanya dengan hukum Allah sajalah masyarakat dapat hidup damai dan seluruh masalah dapat diselesaikan secara tuntas.
Wallahu a’lam bish shawab.
Anggita Syah
(Aktivis Dakwah Remaja dan Pelajar)
[ln/LM]