Jangan Abaikan Keselamatan Rakyat
Wabah korona kian meluas. Hampir di setiap daerah terdapat ODP dan PDP bahkan positif covid dan akhirnya meninggal. Hingga membuat para medis dan dokter kewalahan menangani para pasien. Beredar di semua medsos gerakan stay at home, untuk memberikan kesempatan bagi para medis dan dokter untuk tangani para pasien Covid-19.
Namun, begitu acuhnya masyarakat, tidak mempedulikan anjuran tetap tinggal di rumah untuk mengisolasi diri, antisipasi agar tidak meluas dan agar dampak wabah bisa lebih terkendali. Maka kebijakan lockdown harusnya bisa diterapkan oleh pemerintah pusat untuk semua wilayah.
Hanya saja sampai saat ini lockdown belum juga diputuskan oleh Presiden. Lockdown memang akan berdampak bagi investasi. Jika lockdown tidak diambil bukan karena pertimbangan medis, hanya karena pertimbangan kekhawatiran dampaknya bagi investasi, berarti negara telah abaikan terhadap keselamatan rakyatnya.
Hal ini terbukti memang, pemerintah rela mengucurkan dana hingga Rp300 trilyun untuk menguatkan nilai tukar rupiah dari tekanan dolar Amerika. Nampaknya pemerintah lebih sayang rupiah dan investasi dari pada rakyatnya. Tidakkah penguasa melihat para medis dan dokter berjibaku menjadi garda terdepan menangani wabah ini dengan alat yang kurang memadai.
Satu demi satu mereka tumbang dalam tugas menangani pasien. Keluarga dokter dan petugas medis ini pastilah diselimuti rasa cemas dan was-was. Jika ini dibiarkan dan pemerintah tidak mengambil kebijakan lockdown secara serentak maka nasib Indonesia akan sama seperti Itali.
Jika lockdown terjadi secara serentak maka negara wajib memikirkan beberapa hal seperti memastikan ketersediaan makanan, obat, dan fasilitas kesehatan bagi rakyat. Negara wajib menanggung kebutuhan hidup dari sisa kebutuhan rakyat dan memberi subsidi untuk mencukupi kekurangan kebutuhan hidup rakyat yang tidak mampu hingga wabah ini berlalu.
Di sinilah pentingnya peran negara yang melayani rakyatnya. Hadist di bawah kiranya bisa menjadi pengingat bagi para pemimpin bangsa ini, “Imam atau Pemimpin adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari).
Seorang pemimpinlah yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat bagaimana mengurusi rakyatnya.
Meitya Rahma
(Ibu Rumah Tangga)
[LM]