Muslimah, Jadilah Bunga yang Menebar Harum Kebenaran!

Oleh : Ana Nazahah*

 

 

LensaMediaNews— Wanita itu sering diibaratkan bunga. Harum semerbak wanginya menggoda kumbang. Pintar-pintarlah si bunga agar tidak tergoda. Karena sesudah layu, bunga mengering hilang wanginya. Ditinggal sendiri, tak bermakna.

Itulah tamsilan bagi wanita. Sekali lagi, bagi wanita. Namun untuk wanita sholehah beda lagi ya! Ibarat bunga yang mekar wanita sholehah akan terus mewangi, harumnya tak lekang oleh zaman. Tak peduli usia bahkan saat hanya tinggal nama di pusara, harumnya semakin semerbak tercium di seluruh semesta.

 

Sebut saja Sumayyah, ia wanita sholehah yang pertama sekali menjadi syahidah. Wanita perkasa ini disiksa bersama dengan suami dan anaknya hingga meregang nyawa. Semata karena mereka beriman dan bertakwa.

 

Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah disiksa dengan kejam, maka beliau menengadahkan wajahnya ke langit dan berseru,

صَتْرًاآلَ يَاسِرٍفَإِ نِّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةُ

“Bersabarlah, wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga.”

 

Begitulah Sumayyah, sebelum tombak panas menembus tubuhnya, ia telah dipilih Surga. Karena ketaatannya dan keteguhannya mengemban tauhid. Ia rela syahid, dari pada murtad dan berbalik pada agama nenek moyang dan menyembah berhala. Dialah wanita terbaik, karena keshalihannya. Namanya harum mewangi sepanjang sejarah manusia.

Selain Sumayyah masih sangat banyak wanita sholehah yang menyusulnya. Tentu tak terkecuali ibunda kita kaum Muslimin, Istri-istri nabi yang suci dan mulia.

 

Ada ibunda Khadijah, manusia pertama yang mengimani kerasulan Muhammad Saw. Beliau ibunda Khadijah adalah orang yang menemani dan mendukung dakwah Rasulullah Saw di Makkah, di saat seluruh manusia memusuhi dan menista, Ibunda Khadijah hadir menguatkan dan membela Rasulullah. Dari permusuhan kafir Qurays.

 

Kaum Muslim sepanjang zaman harus berterima kasih kepada ibunda Khadijah. Atas pengorbanan jiwa dan raga serta harta yang telah beliau korbankan untuk dakwah Islam. Ibunda Khadijah yang kaya raya memberikan segalanya untuk Islam, hingga saat berpulang menghadap Tuhan, yang tersisa di badan hanyalah pakaian dengan 83 tambalan. Demi kecintaannya kepada Islam, demi kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Hingga namanya masyhur bagi penduduk langit dan bumi.

 

أَتَى جِبْرِيلُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْكَ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا عَزَّ وَجَلَّ وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ

“Pada suatu ketika Jibril pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk, atau makanan atau minuman.’ ‘Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya.’” (HR. Bukhari, no. 3820 dan Muslim, no. 2432).

 

Tentu ada banyak bunga- bunga di dalam sejarah Islam. Yang harumnya semerbak sepanjang zaman, yang tidak mungkin kita sebutkan satu persatu di sini. Keutamaan mereka, perlu berjilid- jilid buku untuk menceriterakannya. Mereka semua adalah para bidadari penghuni surga. Diantaranya ada penghulu penghuni surga, yaitu Fatimah Azzahra.

 

Mereka adalah contoh bunga yang tak pernah layu. Terus mewangi hingga sampai kapanpun. Itulah keutaman wanita sholehah. Siapa pula yang tak ingin menyandang predikatnya? Bunga yang bidadari surga pun iri pada mereka.

 

Dan tentunya predikat itu hanya bisa dicapai oleh pribadi-pribadi yang taat kepada Allah. Yang telah menjual dirinya dalam perniagaan dengan Allah.

 

Allah SWT berfirman :
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. Al-Taubah: 111).

 

Hari ini, kaum Muslim amat jauh dari pemahaman Islam. Identitas kaum Muslim perlahan namun pasti telah tergerus oleh budaya rusak pemisahan agama dari kehidupan (sekukerisme). Umat butuh pelita di tengah kegelapan. Salah satunya adalah Muslimah yang telah melalukan perniagaan dengan Allah, melakukan amar makhruf nahi munkar di lingkungannya. Mereka inilah pelita yang diridukan zaman, bunga yang menyebarkan harum kebenaran dan kemegahan Islam. Bunga akhir zaman. [RA-WuD]

*Revowriter Aceh

Please follow and like us:

Tentang Penulis