Mahasiswa, Pengkhianatkah?

Oleh: Arum* 

 

LensaMediaNews— Kalian Dibiayai Negara, Jangan Jadi Penghianat!” Begitulah statement Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika menghadiri Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN). Kali ini ia hadir sebagai pembicara utama dalam acara Dinamika (Studi Perdana Memasuki Kampus) yang tahun ini mengambil tema Kebudayaan Indonesia. Dalam sambutannya, ia kembali menekankan agar semua yang telah lulus dan masuk sebagai mahasiswa di PKN STAN untuk tidak menghianati negara. Apalagi seluruh biaya selama menempuh pendidikan di PKN STAN akan dibiayai oleh negara. (CNN, 30/9/19)

 

Berikut pesan lengkap Sri Mulyani: “Saat kalian masuk PKN STAN ada yang namanya proses Dinamika (Studi Perdana Memasuki Kampus) yang tahun ini kita memilih topiknya Kebudayaan Indonesia.”(Minews, 1/10/19)

 

Topik ini adalah tema yang dirasa makin penting. Setiap daerah di Indonesia mempunyai budaya, sesuatu yang menggambarkan martabat dan akal budi sesuai dengan daerah masing-masing. Melalui kebudayaan inilah kita mewariskan filosofi dan nilai-nilai dari generasi ke generasi. Dari kebudayaan yang berbeda-beda seharusnya dapat memunculkan sikap apresiasi, saling menghormati antar sesama.

 

Ungkapan tersebut tidak tepat jika disampaikan pada mahasiswa, selayaknya pendidikan mahasiswa berprestasi dibiayai oleh negara. Sudah menjadi kewajiban negara memberikan fasilitas pendidikan yang murah bagi anak bangsa. Di tangan merekalah nasib masa depan negara.

 

Semestinya statement dari ibu Sri Mulyani ditujukan kepada koruptor dan penguasa antek asing yang telah merampok uang rakyat. Faktanya, koruptor merugikan negara hingga triliunan rupiah. Para koruptor dan penguasa anteklah yang menjadi pengkhianat negara bukan mahasiswa. Mereka yang menghamburkan uang rakyat atas nama kekuasaan demi kepentingan pribadi mereka sendiri.

 

Sistem Sekular Kapitalis merupakan habitat subur para koruptor dan antek asing. Sistem ini tidak menerapkan aturan pencipta dan menghendaki kebebasan. Kebebasan menguasai sumber daya alam negara untuk dijadikan sumber pendapatan mereka. Itulah fakta di negara yang mengemban sistem sekular kapitalisme, memisahkan agama dalam kehidupan. Para pengkhianat negara akan abadi dan terus berkembang di negeri tercinta ini.

 

Islam memiliki solusi atas seluruh kehidupan, memberi penjagaan terhadap generasi Islam melalui pendidikan. Menjamin kesejahteraan seluruh manusia dengan aturan Allah SWT. Maka, akan terwujud kembali sistem pendidikan Islam sebagai sistem pendidikan terbaik untuk generasi umat terbaik.

 

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (TQS Ali Imran: 110)
[Lm/Hw]

*Komunitas Penulis Setajam Pena

Please follow and like us:

Tentang Penulis