Pelaku Demokrasi Menjilat Ludah Sendiri, Pejuang Islam Tetap Percaya Diri
Oleh: Windy Septa
LenSaMediaNews– Di setiap pertemuan memang tak selalu menjadi kebersamaan, “Capres nomor urut 02 pada Pilpres 2019 Prabowo Subianto menyatakan bahwa pihaknya siap menjadi oposisi pemerintah selama lima tahun ke depan. Selepas makan siang bersama Presiden Joko Widodo di FX Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019).” (Kompas.com, 13/07/19).
Di setiap perbincangan pasti ada kesempatan untuk membuat kesepakatan, karena dari pertemuan kali itu bukan tidak mungkin ada rekonsiliasi atau negosiasi, sebab di seberang sana ada yang saling bertanya ada apa di balik melunaknya sikap Bapak Amin Rais ke Jokowi, “Sebelumnya, politikus yang pernah menjabat anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu merespons pertemuan Jokowi-Prabowo, Sabtu (13/7/2019) lalu, dengan sinis. “Mengapa kok tiba-tiba nyelonong,” katanya saat itu. Dua hari kemudian tak ada lagi sindiran dari mulut Amien. Dia menanggapinya dengan nada lebih positif. Dia bilang akan memberi kesempatan kepada Jokowi-Ma’ruf untuk memimpin pemerintahan lima tahun ke depan.” (Tirto.id, 17/7/19).
Sementara itu, beberapa waktu sebelum pertemuan, “Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kembali mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) atas putusan kasasi perkara pelanggaran administrasi terstruktur, sistemstis dan masif (TSM) pada Pilpres 2019. Penelusuran Liputan6.com di situs Mahkamah Agung, perkara telah terdaftar dengan nomer 2P/PAP/2019 tanggal 3 Juli 2019. (Liputan6.com,9/7/19).
Namun ketika pertemuan, “Prabowo Subianto menyampaikan selamat bekerja kepada presiden terpilih Joko Widodo saat bertemu di stasiun MRT Lebak Bulus, Sabtu (13/7/2019).” (Kompas.com,13/7/19). Dan bahkan menyatakan kesiapannya menjadi oposisi selama lima tahun kedepan seperti pemberitaan di atas. Sampai sini kita tahu, bahwa sikap mengajukan kasasi ke MA yang seolah-olah masih tidak menerima kekalahan justru berbanding terbalik dengan ucapan selamat dan kesiapan menjadi oposisi cenderung menunjukkan bahwa beliau mengakui kemenangan Jokowi-Ma’ruf.
Nah mengecewakan bukan, maka jangan baperan dan jangan menyertakan tingginya harapan hanya karena si dia nampak begitu perhatian, bersahaja dan memiliki nasionalisme tinggi. Walau hati mulai terkesan dan merasa nyaman, berusahalah mengendalikan. Pertemuan itu cukup menjadi pelajaran, bahwa dalam demokrasi apapun bisa terjadi, para pelaku demokrasi berlenggang bebas menghalalkan cara untuk dapatkan simpati, termasuk menjilat ludah sendiri, bahkan menjadikan umat Islam dan isu-isu Islam sebagai kuda tunggangan para pemburu kekuasaan di dalam negeri.
Berbeda dengan para pejuang Islam, mereka memiliki agenda sendiri yakni melanjutkan perjuangan tegaknya Islam di segala penjuru bumi. Fokus pada membangun kembali tatanan kehidupan yang menerapkan undang-undang Allah SWT dan mengatur tatanan hidup manusia dengan syariat Islam secara kaffah.
Para pejuang Islam begitu tampak percaya diri dan tak peduli cibiran, hujatan, tuduhan dan segala fitnah bahkan iming-iming duniawi yang menguji. Sebagai penguatan dorongan untuk optimal memenangkan Islam sesuai dengan manhaj Rasulullah Saw. Yakni menjadikan islam sebagai ideologis hingga muncul kerinduan akan tegaknya Islam, dan menggalang dukungan tokoh umat khususnya para pemilik kekuatan.
Pentingnya kesabaran dan konsistensi atas Islam dalam perjuangan menegakkan Islam wajib diterapkan oleh para pengembannya dengan Lillahi ta’ala. Teguh berjuang atas dasar aqidah dan berpedoman pada syariah. Karena jika tidak, akan amat mudah berubah arah, menjilat ludah, membenarkan yang salah, bahkan mengingkari dan mengkhianati janjinya sendiri. Sebagaimana dawuh Ustadz KH. Rokhmat S Labib, “Ketika orientasi perjuangan sebatas dunia, maka berhenti berjuang adalah sesuatu yang mudah. Bahkan tak sulit pindah ke barisan musuh Islam. Namun ketika orientasinya akhirat, merindukan surga, dan takut neraka, maka tak mudah menyerah dan tergoda dengan tawaran harta dan kekuasaan”.
Teruslah wahai para pejuang Islam, istiqomah dalam berjuang di jalan-Nya untuk mendapatkan Rida-Nya sehingga mendatangkan rahmat bagi seluruh alam.
Wallahua’lam.
[Fa]