Oleh: Lina Najwatur Rusydi

 

Megah terbentang di angkasa
Lengkung cantik beragam warna
Menyembul usai hujan menyapa
Tenteramkan kalbu tenangkan mata

 

Sayang, kini ia tak lagi cemerlang
Kusam muram membalut pendar

 

Lihat!
Cerita pasangan sesama berjejer
Awal sembunyi lalu gemintang
Unjuk gigi ciptakan geger
Ejawantah cinta terlarang

 

Kau teriak, ini genetis
Kau teriak, ini masih etis
Otak diputar cari jutaan argumen
Tak sadar Tuhan dibuat absen

 

Beginilah bila kebebasan berserak
Liberalisme merasuk menusuk-nusuk tulang
Permisif berkoar sampai serak
Hempaskan aturan Tuhan asalkan diri senang

 

Hingga kapan kau akan begini kawan?
Hingga kapan kau terus berlari dari seruan Tuhan?
Inginkah kau binasa lantaran azab-Nya tumpah?
Layaknya Dia musnahkan kaum Sodom yang berulah

 

Mari, sambut tanganku
Kita jalan bersisian seirama alunan kalam
Bergegas menyambut seruan Rabb semesta alam
Berjuang berpeluh hingga liberalisme membeku
Lalu pecah mengabu berganti Islam yang satu

 

Leuwiliang, 8 Juli 2021

Please follow and like us:

Tentang Penulis