Penyesatan Narasi Pajak
Oleh : Nurfillah Rahayu
( Forum Literasi Muslimah Bogor)
Lensa Media News – Kenaikan Pajak yang sempat ditunda ternyata sudah lebih dulu mempengaruhi fakta di lapangan yang menyebabkan harga berbagai barang kebutuhan sehari-hari ikut mengalami kenaikan.
Meski semestinya kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai hanya berlaku untuk barang mewah, sejumlah barang dan jasa tetap ikut terdampak tarif PPN 12 persen. Kenaikan pungutan pajak itu terjadi atas sejumlah barang dan jasa yang sehari-hari cukup sering diakses masyarakat.
Misalnya, PPN atas kegiatan membangun dan merenovasi rumah, pembelian kendaraan bekas dari pengusaha penyalur kendaraan bekas, jasa asuransi, pengiriman paket, jasa agen wisata dan perjalanan keagamaan, dan lain sebagainya.(kompas.id.artikel/3 Januari 2024)
Inilah buah dari sistem kapitalisme yang hanya menguntungkan para pengusaha. Berbagai kebijakan dibuat dengan alih-alih untuk membayar hutang negara namun rakyat pula yang harus menanggung bebannya.
Inilah akibat ketidakjelasan di awal akan barang yang akan terkena PPN 12% sehingga penjual memasukan PPN 12% pada semua jenis barang. Ketika harga sudah naik, tak bisa dikoreksi meski aturan menyebutkan kenaikan PPN hanya untuk barang mewah saja.
Negara nampak berusaha untuk cuci tangan dengan didukung media partisan. Dan menyebutkan berbagai program bantuan yang diklaim untuk meringankan hidup rakyat. Negara memaksakan kebijakan dengan membuat narasi seolah berpihak kepada rakyat, namun sejatinya abai terhadap penderitaan rakyat.
Sangat berbeda dengan sistem Islam. Karena Islam mewajibkan penguasa sebagai raa’in yang mengurus rakyat sesuai dengan aturan Islam, dan tidak menimbulkan antipati pada rakyat dan tidak membuat rakyat menderita. Islam mewajibkan penguasa hanya menerapkan aturan Islam saja.
Allah mengancam penguasa yang melanggar aturan Allah.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 42 yang artinya :
Janganlah engkau mengira bahwa lengah terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang yang zalim, sesungguhnya Allah hanya menangguhkan sisksaan atas mereka hingga tibanya hari yang pada waktu itu mata-mata mereka terbelalak, saat itu mereka datang tergesa-gesa dengan mengangkat kepala mereka, sementara mata mereka tidak berkedip dan kalbu mereka kosong. (TQS. Ibrahim:42)
Wallahua’lam Bishowab
[LM/nr]