Deflasi Berurutan Akankah Menguntungkan Rakyat?

Oleh: Icha

 

LenSa Media News–Selama lima bulan terakhir secara berturut-turut Indonesia mengalami deflasi. Fenomena ini seperti pada tahun 1999 ketika selesai krisis finansial Asia terjadi, namun di kala itu mengalami deflasi selama tujuh bulan (Maret-September 1999). Deflasi tahun ini berbeda dengan tahun 1999, karena kali ini turun dikarenakan dipengaruhi dari supply pangan.

 

“Mengapa harganya bisa turun, karena biaya produksi turun,  tentunya ini akan dicerminkan pada harga di tingkat konsumen ikutan turun. Inilah inflasi atau deflasi dicerminkan yang kita tangkap melalui indeks harga konsumen atau indeks yang diterima oleh konsumen, dan ini tentunya seiring dengan masa panen cabai rawit dan cabai merah sehingga pasokan relatif berlimpah untuk komoditas tersebut,” jelas Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

 

Hampir masyarakat indonesia kelas menengah dan bawah memenuhi kebutuhan pangannya. Namun, kini menurun dikarenakan situasi sekarang terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran. Maka kondisi ekonomi negeri ini sekarang dinilai sedang tidak baik-baik saja di tengah ujung masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (voaindonesia.com, 3-10-2024)

 

Deflasi adalah sebuah fenomena penurunan harga-harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Dilihat secara sekilas sangat menguntungkan ketika harga menurun, namun percuma ketika pendapatan yang kita terima tidak sepadan dengan yang dikeluarkan. Nahas, bagaimana bisa beli tapi uangnya saja tidak ada?

 

Dampak deflasi yang terus menerus pertengahan tahun hingga mau menuju akhir tahun bukti dari kegagalan pemerintah dalam mengatasi penurunan daya beli masyarakat. Pemerintah masih belum mampu mengatasi dengan sempurna permasalahan tersebut. Kebijakan pemerintah malah justru kontraproduktif dalam daya beli yang tinggi di tengah masyarakat.

 

Sebagai contoh saja pemerintah justru akan menaikan potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada tahun 2025. Hal ini tentu sangat membuat rakyat tercekik sehingga makin melemahkan daya beli masyarakat.

 

Begitulah ketika kita masih berada di sistem kapitalisme. Dimana kebutuhan pemilik modal yang tinggi yang diutamakan, melalaikan masyarakat bawah. Buruknya kondisi di sistem ini dikarenakan negara bukan sebagai pengurus utama urusan umat namun hanya sebagai regulator.

 

Berbeda dengan sistem ekonomi Islam yang memiliki sejumlah mekanisme dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Berikut mekanisme dalam sistem ekonomi Islam:

 

1. Negara sebagai pihak sentral

Negara dengan menganut ekonomi Islam menjadikan negara tersebut sebagai pihak sentral dalam mengurusi urusan umat. Sehingga pemerintahan selagi mengatur ekonomi tapi juga bisa melihat masyarakatnya menerima dengan benar.

 

Pemerintahan akan menjamin semua laki-laki bekerja, jika tidak punya pekerjaan maka pemerintah berupaya mencarikan dengan melihat SDA yang ada, dimana hari ini justru dikuasai  swasta. Karena regulasi kepemilikan dalam Islam mengharamkan kepemilikan SDA dikuasai pihak swasta atau perseorangan.

 

2. Negara Bebas Hutang

Sistem ekonomi Islam akan menjadikan negara terbebas dari semua hutang, karena kebijakan ekonominya independen, terbebas dari kendali negara asing, dan berfokus pada umat. Sehingga terwujud lingkungan bisnis yang mendukung masyarakat.

 

3. Sumber Pemasukan

Sumber pemasukan negara dari kepemilikan umum, fai, dan kharaj, serta zakat dengan hal ini sangat mampu mewujudkan masyarakat yang makmur, dan sejahtera karena memiliki pendapatan yang layak. Sehingga distribusi perekonomian pun berputar dengan merata hingga mampu memenuhi kebutuhan individu perindividu.

 

4. Mekanisme non-Ekonomi

Pengaturan sistem ekonomi Islam juga memiliki mekanisme non ekonomi, yakni pemberian santunan kepada keluarga kurang mampu dimana tidak memiliki kepala rumah tangga atau nominal upahnya tidak dapat mencukupi seluruh kebutuhan keluarganya. Pemberian tersebut berupa kebutuhan pokok sampai keluarga tersebut dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

 

5. Jaminan Kebutuhan 

Jaminan kebutuhan pokok yang diberikan dalam Islam bukan hanya masalah pangan saja, namun negara juga akan memenuhi sandang dan papan rakyatnya. Namun semua itu jika rakyatnya tidak mampu memenuhi sendiri, sehingga negara harus membantu. Kebutuhan yang lainnya sudah dijamin sepenuhnya seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan.

 

Khatimah

 

Mekanisme sistem ekonomi Islam diatas tidak akan terlaksana dengan maksimal jika terus dalam sistem sekarang. Karena persoalan deflasi, inflasi dan semua penyakit ekonomi dalam sistem kapitalis ini akan sembuh jika diterapkan syariat islam secara kafah dalam institusi negara, yakni dalam bingkai Khilafah.

 

Oleh karena itu mari kita wujudkan kembali kehidupan Islam secara kafah. Penegakan syariat dalam khilafah insyaAllah akan terwujud kesejahteraan umat. Wallahualam bissawab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis