Tingginya Pengangguran; Lapangan Pekerjaan Untuk Siapa?

Pengangguran_20240808_102034_0000

Oleh: Isnani Zahidah

 

LenSaMediaNews.com__Media CNN Indonesia pada tanggal 19 Juli 2024 memberitakan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia tinggi. Sebesar 5,2 persen tertinggi dibandingkan enam negara lain di Asia Tenggara. Disusul oleh Sudan 49,5 persen, kemudian Afrika Selatan 33,5 persen dan Georgia 15,7 persen.

 

Dana Moneter Internasional (IMF) mendefinisikan tingkat pengangguran (unemployment rate) sebagai persentase angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan. Yang perlu ditanyakan adalah sumber daya alam sebanyak Indonesia, kebutuhan pelayanan kerja warga negara yang banyak sehingga butuh pegawai, alam yang luas butuh untuk dikelola dan digarap, mengapa bisa pengangguran tinggi?

 

Faktor penyebab tinggi angka pengangguran secara umum ada lima. Pertama, kesenjangan pendidikan dan ketrampilan. Kedua, keterbatasan lapangan pekerjaan. Ketiga, kurangnya pelatihan ketrampilan non formal. Keempat, faktor ekonomi makro dan kurangnya dukungan dari kebijakan pemerintah. Kelima, mobilitas tenaga kerja dan terbatasnya infrastruktur (rri.co.id, 31-07-2024).

 

Jika didetaili lebih dalam, faktor penyebab tingginya angka pengangguran di atas, menunjukkan kegagalan negara menciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyat. Kebijakan dengan sistem kapitalis yang diterapkan menjadikan salah strategi sehingga terjadi deindustrialisasi. Lulusan SMK atau Perguruan Tinggi tidak tercerap dalam dunia kerja. Karena kurikulum tidak selaras dengan kebutuhan kerja dalam pemenuhan hidup.

 

Dunia kerja saat ini memakai teknologi modern tetapi rakyat diberikan pendidikan dan keterampilan siap menjadi buruh. Di samping itu IPTEK dan IMTAQ belum selaras. Output pendidikan belum melahirkan seorang ahli. Di mana keilmuannya untuk kemaslahatan umat, dengan dorongan ketundukan dan ketaatan kepada Sang Khaliq, Allah Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Di alam kapitalis hanya melahirkan output pendidikan siap kerja minus iman dan takwa sehingga ketika diuji dengan rezeki menjadi rapuh jiwanya.

 

Akan halnya ketersediaan lapangan pekerjaan, dengan memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah bisa dikelola dengan baik yang notabene akan membutuhkan tenaga ahli dan tenaga produksi lebih banyak. Namun pengelolaan SDA dengan sistem kapitalis mengakibatkan tenaga ahli dan tenaga kerja diambil dari negara asing. Akibatnya rakyat sendiri kehilangan kesempatan kerja bahkan harus menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke negara lain.

 

Jika pun pemerintah membangun infrastruktur untuk kelancaran mobilitas kerja, maka kebanyakan dibangun infrastruktur karena untuk melancarkan usaha dari pemilik modal besar. Perusahaan atau pabrik swasta dan asing dilancarkan dengan membangun infrastruktur jalan tol dari propinsi ke berbagai propinsi lain demi kelancaran usaha kapital.

 

Begitulah jika pengelolaan SDA dan kebijakan negara kapitalis tidak untuk kemaslahatan rakyat namun berpihak kepada para kapitalis. Adapun Islam mewajibkan negaralah yang mengurus rakyat. Dalam hadis Rasulullah Saw bersabda: “Imam/Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya.” (HR. Muslim dan Ahmad)

 

Urusan rakyat termasuk menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup. Melalui berbagai kebijakan yang mendukung. Seperti pengelolaan SDA secara mandiri. Sehingga mampu membuka banyak lapangan kerja, baik dari yang ahli maupun tenaga produksi. Pembangunan infrastruktur untuk kepentingan usaha rakyat dan tidak berpihak pada pemilik modal. Infrastruktur dibangun memang benar-benar karena dibutuhkan rakyat desa ke kota atau ke pasar induk, sebagai pusat jual beli hasil kebun atau pertanian.

 

Negara Islam dari sisi kebijakan kurikulum pendidikan berkaitan dengan penyediaan lapangan kerja, maka haruslah menentukan kurikulum pendidikan yang tepat dan sesuai kebutuhan hidup rakyat yang dibarengi iman dan takwa. Tujuan pendidikan dalam Islam membentuk kepribadian Islam sehingga terbentuk pola pikir dan pola jiwa berstandar pada Islam.

 

Output pendidikan Islam akan melahirkan para ilmuwan yang dengan keahliannya untuk kepentingan umat. Para pelajar dididik dengan banyak keahlian sehingga satu orang mampu menjadi ahli dalam beberapa bidang. Dan kondisi ini telah terbukti pada masa kekhilafahan muncul banyak ilmuwan muslim peletak dasar sains teknologi.

 

Memang, ketika Islam diterapkan dengan sempurna, akan dapat menyelesaikan berbagai problematika hidup yang muncul pada manusia. Dan bahkan akan bisa mencegah problem hidup manusia.

Wa Allahu a’lam bish showab. [LM/Ss] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis