Penguasa Cuci Tangan, Pinjol jadi Jawaban
Lensa Media News, Surat Pembaca- Pernyataan Menteri Bidang Pembangunan, Muhadjir Effendy, mengenai pinjaman online (pinjol), mendapat sorotan. Ia menilai bahwa pinjol adalah bentuk inovasi teknologi, sehingga setuju bila dipakai mahasiswa untuk melakukan biaya perkuliahan.
Alih-alih memberikan solusi, pernyataan ini dinilai sebagai upaya cuci tangan penguasa dalam sektor pendidikan, serta memperkeruh keadaan. Sebab, orang awam pun paham, bahwa letak masalahnya itu pada mahal biaya kuliah, bukan mengenai inovasi atau teknologi yang tidak ada hubungannya sama sekali. Terlebih pinjol, banyak membuat nasabahnya benjol.
Seharusnya, negara mencari cara untuk bisa menurunkan atau bila memungkinkan bisa membebaskan biaya pendidikan dari semua jenjang, mulai dari tingkat dasar sampai perkuliahan. Supaya seluruh warga negara merasa nyaman dalam mengenyam pendidikan, bukan menggandeng pihak luar, agar bisa lepas dari pertanggungjawaban.
Paradigma Sekuler Kapitalis yang memandang kekuasaan sebagai ajang transaksional antara penguasa dan rakyatnya, menjadi sumber kekacauan. Bagaimana tidak? Kehadiran penguasa sekadar pembuat regulasi, bukan sebagai pelayanan atau pengabdi. Sementara, nasib rakyat dibiarkan semakin sengsara, dijerumuskan pada pinjol pula.
Padahal, out put sektor pendidikan akan berpengaruh pada kematangan kepribadian suatu peradaban. Maka wajar, bila di negara-negara besar, pendidikan merupakan bidang yang sangat diperhatikan. Sebagaimana Rasulullah Saw. sebagai penguasa negara, memerdekakan tawanan, dengan syarat mau mengajar membaca dan menulis pada warga negara Islam. Hasilnya, sejarah mencatat peradaban Islam begitu gemilang, berisikan sosok-sosok dengan kepribadian kuat dan berkualitas. Wallahu alam.
Sri Ratna Puri,
Pemerhati Masyarakat
[LM, Hw]