Lapar Mata Merebak, Indonesia Juara Food Waste

LenSa Media News–Food waste atau sampah makanan terus menjadi isu serius di berbagai belahan dunia. Laporan United Nations Environment Programme (UNEP) bertajuk “Food Waste Index Report 2024” menunjukkan Indonesia menempati posisi teratas dengan jumlah sampah makanan rumah tangga terbanyak di Asia Tenggara. Jumlahnya diperkirakan mencapai 14,73 juta ton per tahun.

 

Sampah makanan tersebut tidak hanya terjadi pada tingkat konsumsi saja, tetapi terjadi mulai dari tingkat distribusi. Dalam tingkat distribusi, sampah makanan berasal dari produk makanan yang sudah expired dari pasar tradisional atau supermarket. Sedangkan dalam tingkat konsumsi, sampah makanan berasal dari individu yang tidak menghabiskan makanan.

 

Prilaku ini menciptakan potensi kerugian ekonomi hingga ratusan triliun rupiah per tahun. Sampah makanan sangat berbahaya bagi lingkungan untuk jangka panjang. Ketika sampah makanan mulai membusuk, akan menghasilkan gas metana yang dapat membentuk gas rumah kaca yang memicu pemanasan global. Banyaknya sampah dan gas metana yang kemudian bertumpuk juga dapat memicu terjadinya bencana ledakan sampah.

 

Sungguh ironi, prestasi buruk yang disematkan untuk Indonesia, di tengah krisis pangan, masih ada prilaku buruk dalam komsumsi makanan. Sikap boros tercipta akibat mencampakkan hukum Islam dari kehidupan.

 

Jika saja sikap individualisme ini tidak menjadi sentral kehidupan manusia saat ini tentunya Food waste ini seharusnya bisa menjadi makanan yang masih bisa menghidupi sebagian orang yang saat ini masih sulit makan.

 

Berbagi dan sedekah menjadi ciri khas masyarakat Islam. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang baik oleh Negara akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya, maka tidak akan ada orang yang merasakan kelaparan.

 

Saat ini masalah demi masalah hadir, namun masih belum menemukan solusi tuntas dalam menghadapinya, jika bukan dengan penerapan Islam yang begitu sempurna maka sampai kapanpun permasalahan akan menciptakan masalah baru.

 

Sudah saatnya kehidupan dunia ini diserahkan pengaturannya pada sang Maha kuasa dengan penerapan hukum Islam dalam tambuk kekuasaannya. Sehingga akan tercipta sistem keselarasan dan keseimbangan antara si miskin dan si kaya. Putri Rahmi DE, SST. [LM/EH/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis