Sekeping Hati dalam Sensasi “Takjil War”
Oleh: Ika Misfat Isdiana
(Staff pengajar HSG BIM Aliyah Jember)
Puisi_ Takjil war,
Kau ingatkanku saudara seiman dijauhnya mata
Kusapa ia dalam doa
Karena kebrutalan Israel penjajah
Tanpa takjil, 5 bulan lamanya mereka telah puasa
Takjil war,
Ingin kusertai sensasi serumu
Berebut bersama saudara sebrang iman itu
Namun hatiku merasa nyilu
Langkahku tercekat menujumu
Ada yang mengusik nuraniku
Ia membuat gemuruh di dadaku
Ia menampar jiwa narsisku
Ia terus berbisik ditelingaku
Dimana semangat ukhuwahmu?
Atas nama sensasi toleransi kau acuh
Pada saudara jauh tumpul Empatimu
Perut kosong saudara senegrimupun kau tak mau tahu
Jiwa individualisme merangkulmu
Kau berlogika dengan angkuh
Ini hartaku, milikku, terserahku
Jangan ikut campur dan sok tahu
Duhai aku dan kamu korban individualisme yang lemah
Ingatlah, harta dan jiwamu titipan Allah penguasa semesta
Ada limit masa berlakunya
Dimana semua akan kembali pada-Nya
Saat itu kau tak punya apa-apa
Bahkan kendali atas jiwa dan raga
Kau akan ditanya dan tak berdaya
Harta dan titipan atasmu untuk apa?
Ini bukan dongeng negri kahyangan
Tapi peringatan dalam Alquran
Kitab yang diturunkan dibulan Ramadhan
Bulan yang takjilnya kau buat ‘perang’
Berperanglah dengan takjil jika ada
Untuk menghapus lapar dahaga
Saudara seimanmu yang jauh atau senegara
Jangan hanya karena sensasi semata
Jember, 26 Maret 2024
(LM/SN)