Kapitalis, Membentuk Perilaku Individu yang Sadis
Oleh: Milawati
(Aktivis Back to Muslim Community)
Lensa Media News–Kehidupan masyarakat yang dipengaruhi oleh sistem kapitalis telah membawa dampak besar pada perilaku individu. Individu sering kali dihadapkan pada tekanan untuk mencapai kesuksesan materi, yang seringkali menghasilkan perubahan perilaku mencemaskan.
Salah satu dampak yang cukup mencolok adalah munculnya individu-individu yang tampak lebih kejam atau sadis dalam kehidupan. Di Bekasi, Jawa barat terdapat seorang suami yang tega membunuh istrinya di kontrakan lantaran sang istri selalu menanyakan uang belanja kepada suaminya. Ini hanya salah satu contoh diantara banyaknya kejahatan yang ada di dalam sistem kapitalis yang membuat individu-individu di dalamnya bengis dalam menghadapi kenyataan pahit dalam kehidupan ini.
Sistem kapitalis mendorong individu untuk mengejar harta dan kekayaan sebagai tolak ukur keberhasilan, hingga mengorbankan nilai-nilai moral dan etika dalam perjalanan mencapai tujuan mereka. Mereka bisa menjadi rakus, egois, dan tidak peduli terhadap kebutuhan atau penderitaan orang lain. Sehingga seringkali menciptakan lingkungan persaingan yang sangat intens.
Individu merasa terdorong untuk mengalahkan orang lain demi kesuksesan mereka sendiri. Ini dapat menghasilkan perilaku yang kejam, seperti merendahkan atau merugikan orang lain tanpa belas kasihan.
Sistem sekuler kapitalisme juga dapat menyebabkan alienasi sosial, di mana individu merasa terasing dari hubungan sosial yang sebenarnya. Mereka mungkin terlalu terfokus pada pekerjaan dan pencapaian pribadi, sehingga kehilangan empati dan rasa solidaritas dengan sesama manusia.
Kemudian karena adanya ketidaksetaraan dalam hal ekonomi membuat kesenjangan. Orang-orang yang kaya menjadi semakin kuat, sementara yang miskin semakin terpinggirkan. Hal ini dapat menciptakan ketidakpuasan dan frustrasi, yang mungkin diekspresikan melalui tindakan yang sadis terhadap orang lain sebagai bentuk pelampiasan.
Dalam kehidupan kapitalis, hampir segala hal dapat menjadi komoditas yang diperdagangkan. Ini dapat mereduksi nilai-nilai manusiawi seperti cinta, kasih sayang, dan kebahagiaan menjadi barang yang diperjualbelikan. Individu yang terlalu terpaku pada logika pasar mungkin tidak memiliki rasa empati dan memiliki perilaku yang tampak sadis dalam hubungan interpersonal.
Berbagai upaya sudah dilakukan di dalam sistem kapitaslime ini untuk memberantas hal tersebut tapi tidak ada hasilnya, malah semakin membuka banyak celah bagi kejahatan dengan beraneka cara dan bentuknya. Bagaimana agar masyarakat ataupun individu ini tidak terjerembap ke dalam lembah kenistaan yang lebih dalam?
Peran Sistem
Sistem sekuler kapitalisme adalah sumber masalah kejahatan-kejahatan yang di lakukan individu ataupun sekelompok masyarakat. Disinilah sistem sangat berperan penting dalam mempengaruhi dan mendukung perilaku masyarakat. Tatkala masayarakat itu dijauhkan dari nilai-nilai Islam maka akan mencetak perilaku yang rusak. Makin tinggi nilai-nilai sekuler yang diterapkan, kejahatan pun kian merajalela. Islam menjawab semua permasalahan-permasalahan tersebut dengan solusi yang hakiki.
Ada tiga pilar penting dalam upaya mencegah ragam kejahatan. Pertama, ketakwaan individu dan keluarga. Ketakwaan akan mendorong setiap anggota keluarga senantiasa terikat dengan seluruh aturan Islam. Hal ini jelas akan membentengi setiap anggota keluarga dari melakukan kemaksiatan dan tindak kejahatan. Allah Swt. Berfirman,“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari siksa api neraka.” (TQS At-Tahrim 66: 6).
Oleh karena itu, sangat penting peran orang tua dalam menanamkan pendidikan Islam di tengah keluarga. Pendidikan Islam tentu mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian Islami yang kukuh. Keimanan yang kuat kepada Allah akan melahirkan ketundukan pada semua aturan-Nya.
Kedua, kontrol masyarakat. Kontrol masyarakat akan makin menguatkan ketakwaan individu dan keluarga. Caranya dengan menumbuhkan kepedulian sosial dan membudayakan aktivitas amar makruf nahi mungkar di tengah masyarakat. Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja yang menyaksikan kemungkaran, hendaknya ia mengubah kemungkaran itu dengan tangan (kekuasaan)-nya. Jika tidak mampu, dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, dengan hatinya. Hal demikian adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim).
Ketiga, peran negara. Negara dalam Islam wajib menjaga masyarakat dari kemungkinan berbuat dosa dan kejahatan. Caranya adalah dengan menegakkan aturan-aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Negara wajib menjamin setiap warganya agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu sandang, papan dan pangan. Saat semua kebutuhan pokok warga terpenuhi, mereka tidak akan terdorong untuk melakukan berbagai tindak kejahatan.
Namun, saat ini hukum-hukum Islam tidak lagi diterapkan. Ia digantikan oleh hukum-hukum jahiliah, yang berasal dari manusia sendiri. Inilah yang membuat kehidupan masyarakat sarat dengan kezaliman dan kejahatan. Hilang pula keamanan dan rasa aman.
Semua itu semestinya mendorong kita untuk segera menerapkan hukum-hukum Islam dalam sebuah institusi khilafah untuk mengatur perkara kehidupan dan memutuskan segala persoalan yang terjadi. Jangan sampai kita termasuk orang yang zalim, fasik, apalagi kafir karena enggan menerapkan hukum-hukum Islam (Lihat: QS al-Maidah 5: 44-45 dan 47) [LM/ry].