Negara Kaya yang Tak Berdaya

Oleh: Yuke Octavianty

(Pegiat Literasi Dakwah)

 

Lensa Media News – Indonesia adalah negara kepulauan yang menyimpan jutaan kekayaan. Wajar saja jika selalu menjadi bidikan negara lain. Mulai dari Sabang hingga Merauke, kekayaan negeri tak habis-habisnya. Salah satunya, Kepulauan Sangihe. Surga tersembunyi yang sekarang menjadi incaran para kapitalis.

Kepulauan Sangihe merupakan pulau terluar utara Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Pemerintah telah memberikan izin PT. Tambang Mas Sangihe (TMS) untuk menambang emas di kepulauan Sangihe dengan tambang seluas 42 ribu hektar. (BBCnews.indonesia, 10/6/2021)

Perizinan tambang telah dikantongi tim TMS via Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui izin pertambangan dengan nomor: 163K/MB.04/DJB/2021 pada 29 Januari 2021. (CNN.indonesia.com, 10/6/2021)

Sontak kabar ini meresahkan warga setempat. Bagaimana tidak, warga Sangihe mengungkapkan, jika tambang masuk, burung langka akan punah, hutan pun menjadi rusak dan longsor. Sumber air pun hilang. Belum lagi limbah tambang emas yang dihasilkan, pasti merusak ekosistem. Akhirnya masyarakat pun kehilangan penghidupan. (BBC.news.indonesia, 10/6/2021)

Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hentong tak tinggal diam. Beliau menindak tegas. Helmud mengirimkan surat penolakan terhadap penambangan tersebut. Namun, dengan tragis beliau wafat di pesawat, saat beliau perjuangkan suara rakyatnya. (Pikiranrakyat.com, 11/6/2021)

Berbagai kecaman pun ramai tersaji di berbagai media. Mulai dari komunitas pecinta alam hingga masyarakat awam. Petisi tuk pembelaan tanah Sangihe pun telah digulirkan.

Saat pengelolaan sumber daya alam buruk, sekaya apapun suatu negeri, pasti akan habis dikeruk keserakahan para pemimpinnya. Rakyat hanya bisa gigit jari tak berdaya. Padahal sumber daya alam yang ada seharusnya dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemaslahatan umat.

Sebagaimana Islam telah mensyariatkan bahwa, air, api dan padang rumput adalah milik umat.
اَلْمُسْلِمُوْنَشُرَكَاءُفيثلَاَثٍفِيالْكَلَإِوَالْماَءِوَالنَّارِ
Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api” (HR. Abu Dawuddan Ahmad).

Haram hukumnya diperjualbelikan kepada umat. Karena sejatinya segala sumber daya alam yang ada adalah milik umat. Namun, beda halnya saat sistem kapitalis liberal yang berbicara, semuanya dianggap sah. Padahal semua kekayaan adalah milik umat. Pandangannya, yang terpenting adalah keuntungan sebesar-besarnya, diraup sebanyak-sebanyaknya demi kepentingan pribadi dan golongannya. Tragis memang, saat negara kaya tapi umat menderita.

Selain penderitaan umat, alam pun pasti murka. Eksploitasi lahan tanpa pemeliharaan pasti berakhir pada bencana. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَاتَبْخَسُواالنَّاسَاَشْيَآءَهُمْوَلَاتَعْثَوْافِىالْاَرْضِمُفْسِدِيْنَ ۚ
Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi;” (QS. Asy-Syu’ara’ 26: Ayat 183)

Agenda kapitalis-liberal pasti berujung pada kerugian pelbagai pihak. Mereka hanya memikirkan kantong pribadi tanpa memikirkan akibat yang pasti akan terjadi. Skenario kaum sekuler-liberalis memang sungguh jahat. Masihkah kita percaya dengan sistem kufur ini? Sistem Islam lah satu-satunya sistem sahih yang mutlak harus diterapkan. Karena di dalamnya terkandung syariat yang membawa maslahat bagi umat.

Wallahu a’lam bisshawab.

 

[iui/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis