Perayaan Tahun Baru, Budaya Barat
Oleh : Sri Retno Ningrum
LensaMediaNews – Tahun baru 2020 masehi sebentar lagi tiba, pernak–pernik untuk memeriahkan tahun baru sudah banyak dijual di berbagai tempat, seperti: swalayan, mall, toko aseksoris dan sebagainya. Pernak-pernik tersebut meliputi: terompet, topi kerucut, dan kembang api. Namun, pernahkah kaum muslim menyadari bahwa hingar bingar kemeriahan tahun baru sejatinya budaya yang berasal dari orang kafir?
Adapun sejarah tentang tahun baru dapat kita buka pada The Work Book Encyclepedia tahun 1984, volume 14, halaman 237 tentang tahun baru. Disitu dikatakan bahwa: “penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke-465 M. Orang romawi mempersembahkan hari ini (1 januari) kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu).
Bulan januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.” Kemudian dalam mitologi Romawi Dewa Janus adalah sesembahan kaum pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang bernama Dewa Choronos.
Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir penyembah berhala. Kaum Pagan sendiri biasanya merayakan tahun baru (hari Janus) dengan mengitari api unggun, menyalakan kembang api dan bernyanyi bersama. Kaum pagan di beberapa tempat di Eropa juga menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.
Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembah berhala) sudah ada semenjak zaman Harmanic (3600 SM) di Yunani dan dikawal oleh sebuah persaudaraan rahasia yang disebut sebagai Freemansons. Freemansons adalah kaum yang memiliki misi untuk melenyapkan ajaran para Nabi dari dunia ini. Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat Winter Solticey , yaitu hari-hari dimana kaum pagan penyembah matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin.
Puncak Winter Soltice jatuh pada tanggal 25 Desember dan inilah salah satu dari sekian banyak pengaruh pagan pada budaya kristen selain penggunaan lambang salib. Tanggal 1 Januari sendiri adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bagian ritual dan perayaan Winter Soltice dalam Paganisme.
Sebagai seorang muslim , kita tentu tidak boleh terus-menerus mengikuti budaya barat. Dikarenakan Rasulluah SAW pernah bersabda :” Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud). Semua ini terjadi dikarenakan ideologi Kapitalisme yang berasal dari barat terus masuk ke dalam tubuh kaum muslim. Dengan diterapkannya sistem pemerintahan Demokrasi pula maka ide-ide yang berasal dari Barat dengan mudahnya masuk tanpa kendali.
Untuk itu, sebagai seorang muslim sejati marilah kita mencampakkan sistem demokrasi yang justru memudahkan ide Barat (kafir penjajah) masuk . kemudian beralih kepada sistem shahih yang terpancar dari akidah Islam. Aturan Islam secara menyeluruh (kaffah) sehingga terbentuk ketakwaan dahulu bagi setiap individu muslim.
Dengan khilafah, maka kaum muslim akan terhindar dari pemikiran-pemikiran tidak Islami seperti : nasionalisme, hedonisme, pluralisme, gender dan pemikiran-pemikiran lainnya yang berasal dari Barat. Kaum muslim juga terhindar dari budaya Barat seperti freesex, merayakan Valentine day dan tahun baru serta mengucapkan selamat natal. Sungguh, keberadaan Khilafah di tengah-tengah umat islam sangat diperlukan untuk menghilangkan budaya Barat dari muka bumi.
Wallahu ‘alam bisshowab.
[ry/LM]