Solusi Genting Atasi Stunting

Oleh: Hana Rahmawati (WCWH Tangerang)

 

LenSaMediaNews – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendukung usulan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko agar setiap keluarga memelihara satu ekor ayam untuk mencegah stunting. Menurutnya, kebutuhan ayam nasional akan terpenuhi jika usulan itu terealisasi. Menurut Moeldoko, gizi yang diberikan sejak usia dini dapat menekan angka stunting alias gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis pada seribu hari pertama kelahiran.

Demi mewujudkan rencana ini, Menteri Pertanian akan dibantu oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Yasin Limpo menyebutkan tidak boleh ada kementerian yang jalan sendiri-sendiri. CNNIndonesia, 24/11/2019.

 

Apa itu stunting?

Mengutip dari Buletin Stunting yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan RI, stunting merupakan suatu kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan usianya. Kondisi ini terjadi akibat kurangnya asupan gizi anak, tidak hanya ketika ia telah terlahir bahkan dapat terjadi saat anak masih berada dalam kandungan.

WHO sabagai badan kesehatan dunia menyatakan bahwa sekitar 20 persen kejadian stunting sudah terjadi sejak seseorang masih dalam kandungan atau rahim. Hal ini dikarenakan asupan ibu selama hamil kurang bergizi dan berkualitas sehingga nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit. Mengakibatkan pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran.

Data WHO melaporkan 7,8 juta dari 23 juta balita Indonesia adalah penderita stunting atau sekitar 35,6 persen. WHO menetapkan Indonesia dengan status gizi buruk. Meskipun tahun 2019 ini prevalensinya turun menjadi 27,67 persen, namun bila merujuk pada survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Indonesia masih di bawah target WTO yaitu sebesar 20 persen dari total populitas balita. MuslimahMediaCentre, 2/12/2019.

Untuk itulah pemerintah mencanangkan gerakan satu rumah piara satu ayam, hal ini karena diyakini bahwa kekurangan asupan gizi dapat dicegah dengan mengonsumsi telur ayam dan dagingnya. Dengan memelihara satu ayam per tiap rumah tinggal, maka kasus stunting dan kemiskinan dapat ditekan.

Lalu mengapa kasus gizi buruk atau stunting ini harus terjadi di negeri yang melimpah sumber daya alamnya? Hal ini dikarenakan tidak adanya aturan yang terbaik untuk pemimpin dalam sistem buatan manusia hari ini. Di dalam Islam, negara berkewajiban memelihara rakyatnya, menjamin semua kebutuhannya terutama kebutuhan vital berupa sarana kesehatan. Negara lah yang menyediakan segala obat-obatan bagi rakyatnya yang menderita sakit. Fakir miskin dipelihara oleh negara. Bahkan di dalam Islam terdapat perintah zakat dari si kaya untuk fakir miskin sebagai upaya mengentaskan kemiskinan.

Melalui sumber daya alam yang merupakan kepemilikan umum, di gunakan untuk sebesar-besar kesejahteraan masyarakat, negara wajib mengelolanya untuk kepentingan rakyatnya. Bukan di jual apalagi di serahkan kepada pihak asing. Harusnya kasus stunting tidak terjadi jika pemerintah lebih mementingkan kesejahteraan rakyat bukan para investor asing yang tak henti-hentinya menjarah kekayaan negeri.

Rasulullah bersabda, “Kaum muslim berserikat dalam tiga hal, padang rumput, air dan api. (HR Sunan Abu Dawud, no. 3745).

Islam juga memberikan aturan bagaimana seharusnya seorang kepala negara bersikap. Bukan menyelesaikan masalah melalui ide-ide yang justru menyusahkan rakyatnya sendiri. Sudah saatnya kita menyadari bahwa hanya aturan Islam yang menyejahterakan umat.

Sudah seharusnya kita hidup di bawah naungan Islam dan menerapkan aturannya dalam setiap sendi kehidupan. Karena dengan begitu berbagai persoalan akan mudah menemukan solusi sehingga mudah untuk dihadapi.

 

[LM/El]

Please follow and like us:

Tentang Penulis