Liberalisasi Agama dan Bahayanya Bagi Keluarga 

Oleh : Arwiyanti 

 

LensaMediaNews- Kata liberal tak lagi asing didengar oleh telinga kita saat ini. Walaupun liberal merupakan kata serapan dari bahasa latin. Menurut KBBI, liberal berarti: 1. bersifat bebas; 2. berpandangan bebas (luas dan terbuka). Sedangkan liberalisasi artinya adalah proses (usaha dan sebagainya) untuk menerapkan paham liberal dalam kehidupan (tata negara dan ekonomi).

Jadi liberalisasi agama bisa diartikan sebagai proses untuk menerapkan paham kebebasan beragama. Mau taat ataupun tidak, mau memilih agama apa, semuanya bebas. Dan yang membahayakan, paham liberal bisa mereduksi inti dari ajaran agama Islam. Dengan paham ini, agama bukan lagi mengurus urusan publik tapi hanya masalah private saja. Sehingga konsep amar ma’ruf nahi mungkar tidak bisa dijalankan. Karena bertentangan dengan konsep liberal.

Saat ini, virus liberal telah masuk disemua lini termasuk kaum muslim Indonesia. Selain karena faktor internal terutama lemahnya akidah, juga adanya peran dari orang-orang kafir barat yang sangat gencar sekali menyebarluaskan pemikiran ini. Paham-paham liberal disebarkan dengan berbagai cara, baik melalui kekuatan politik, ekonomi maupun teknologi informasi.

Liberalisasi di dalam agama Islam telah mengubah mainstream berpikir umat Islam. Yang dulu kaum muslim beranggapan bahwa agama adalah sesuatu yang suci atau sakral yang seharusnya mendapatkan perlindungan. Namun dengan pengaruh liberal ini, menjadikan kaum muslimin ingin berlepas diri dari agama. Tak bisa dihindari lagi, pelan namun pasti, umat muslim mengikuti pemikiran mereka. Yang dengan hal itu, menjadikan umat Islam lengah dan teledor hingga berpikir bahwa akidah bukan lagi menjadi hal yang penting dan harus dijaga.

Dan ternyata liberalisasi agama ini tak hanya berhasil melenyapkan hampir 2/3 syariat Islam yang mengatur negara dan tatanan publik, namun juga berhasil merobohkan akidah umat Islam dengan begitu halus. Dalam kata lain, pemurtadan besar-besaran yang tanpa disadari.

Bisa kita liat bahwa umat muslim saat ini mudah sekali menggadaikan akidahnya, menyakini kebenaran atas konsep trinitas. Dengan ikut menyukseskan acara dan bahkan terlibat langsung dalam acara keagamaan umat lain.

Paham liberal juga melahirkan paham sekulerisme dan pluralisme yang menganggap bahwa semua agama itu sama dan semua agama itu benar. Bahkan yang menjadikan situasi makin miris adalah, konsep pluralisme ini diemban oleh orang-orang yang dianggap mumpuni dalam berislam dan sekaligus mempunyai kekuasaan.

Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan munculnya trailler film The Santri. Kata “Santri”  yang selama ini identik dengan seseorang yang berpegang teguh pada syariat Allah. Namun melalui trailler film ini, makna santri mencoba untuk dibelokan.

Dengan liberalisasi ini juga membuat keluarga merasa biasa saja ketika salah satu anggotanya keluar mencari agama lain (murtad). Semangat beragama semakin terkikis. Penegakan hukum Islam menjadi semakin terpupus. Dan keadaan seperti inilah yang diharapkan oleh kafir barat.

Seharusnya umat Islam sadar, bahwa harta yang paling berharga di dunia ini adalah akidah Islam yang kita pegang. Karena dengan akidah atau keimananlah segala perbuatan baik kita bernilai di sisi Allah SWT. Tanpa ada keimanan, semua amal, sebaik apapun itu, tak ada  artinya.

Allah SWT berfirman dalam surat  An Nur ayat: 39

وَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَعْمَا لُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَّحْسَبُهُ الظَّمْاٰنُ مَآءً ۗ حَتّٰۤى اِذَا جَآءَهٗ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـئًـا وَّ وَجَدَ اللّٰهَ عِنْدَهٗ فَوَفّٰاهُ حِسَا بَهٗ ۗ وَا للّٰهُ سَرِيْعُ الْحِسَابِ ۙ 

Dan orang-orang yang kafir, perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatangi tidak ada apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

Maka paham pluralisme agama jelas merupakan paham syirik modern. Karena dengan paham ini muncul ajaran bahwa semua agama itu benar.

Allah SWT berfirman dalam surat Ali ‘Imran ayat: 19

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَا مُ ۗ ِ

Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam

Dan juga surat Ali ‘Imran ayat: 85

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.

Keyakinan akan agama Islam sebagai satu-satunya agama yang diridai oleh Allah adalah konsep utama bagi seorang muslim. Maka tugas kita, mengingatkan kepada seluruh umat Islam untuk menanggulangi paham syirik modern ini. Agar paham ini tak lagi bisa berkembang. Dengan cara memahamkan kepada keluarga dan umat tentang akidah yang lurus juga konsep Islam secara menyeluruh. Hingga akan mendapatkan seorang muslim yang tak goyah walaupun hantaman paham lain begitu masif.

Di sisi lain, negara pun seharusnya  berperan aktif dalam melindungi akidah Islam. Dengan cara menerapkan sanksi baik kepada individu maupun kelompok yang akan menggerus dan merusak eksistensi akidah Islam. Hal ini akan terjadi jika syariat Islam telah diterapkan oleh sebuah negara.

Maka tugas kita tak cukup beramar ma’ruf nahi mungkar di ranah pribadi, keluarga dan masyarakat. Namun juga kita harus berupaya agar negara ikut campur tangan dalam masalah akidah umat ini. Dan yang pasti itu akan terjadi jika negara menerapkan sistem Islam dalam setiap kebijakannya.

 

[LS/Ra]

Please follow and like us:

Tentang Penulis