Oleh: Astari
LenSa MediaNews__Remuknya pilar utama peradaban yaitu keluarga, menjadi keresahan kita semua. Di sisi lain, Indonesia pada 2045 genap berusia 100 tahun dan pemerintah berharap negeri ini, menjadi negara maju dan sejajar dengan negara adidaya. Di mana keluarga sebagai pilar penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Karena itu, menurut Ibu Linda, ketua TP PKK Kota Bandung, untuk mewujudkan SDM yang unggul, kondisi anak remaja yang sedang mencari jati diri, diharapkan orang tua menjadi orang pertama yang akan menyampaikan nilai-nilai karakter pada anak. Pun, kehadiran PKK diharapkan dapat menjadi mitra pemerintah dalam program kesejahteraan masyarakat di level keluarga. (bandung.go.id, 7-5-2024)
Pengadaan lima jenis lomba yang sejalan dengan 10 program PKK digadang-gadang menjadi senjata untuk menilai sejauh mana 10 program PKK ini, telah dilaksanakan. Adapun 10 program tersebut di antaranya penghayatan dan pengalaman pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tatalaksana rumah tangga, pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan kesehatan. Lima kategori lomba yang biasanya dilakukan oleh PKK kabupaten atau kota adalah tertib administrasi, Pola Asuh Anak Remaja (PAAR), Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), Hatinya (Halaman Asri, Indah dan Nyaman), dan IVA Test untuk kesehatan reproduksi wanita.
Cita-cita luhur menjadikan keluarga sebagai tempat tumbuh yang ideal bagi generasi muda, dengan mengadakan perlombaan terdengar seperti jauh panggang dari api. Tidak sejalan antara keinginan dan usaha. Pasalnya, bagaimana mungkin perlombaan ini dapat menyentuh seluruh keluarga pada suatu daerah, sehingga dapat dikatakan program PKK tersebut berhasil diwujudkan dan menjamin SDM yang unggul. Nyatanya program PKK ini, sering kali hanya dilakukan di kalangan ibu-ibu kader saja. Artinya, lomba tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti untuk mewujudkan generasi berkualitas dalam ranah keluarga.
Ini merupakan bukti bahwa dalam sistem kapitalis, negara berlepas tangan dalam mengurus rakyatnya. Negara absen dalam menjamin segala kebutuhan baik sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Padahal, semua itu berkaitan erat untuk melahirkan generasi unggul. Mewujudkan keluarga yang dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan yang benar hanya akan terwujud dengan sistem negara yang benar, yaitu institusi khilafah. Di mana negara bersungguh-sungguh meriayah (mengurus) rakyatnya dari tatanan kehidupan paling kecil yaitu keluarga.
Menjadikan keluarga sebagai tempat yang menyenangkan dan menenangkan dengan pemenuhan kebutuhan primer berupa sandang, pangan, dan papan oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah memberikan pondasi akidah yang kuat dalam diri setiap individu, sehingga orang tua paham bagaimana cara mendidik anak-anak mereka menjadi generasi bertakwa dan cemerlang. Juga ditopang dengan sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang diterapkan negara. Pendidikan yang berkualitas dan murah, mampu dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Karena itu, pemimpin dalam Islam bertanggung jawab dan amanah dalam mengurus rakyat, sehingga bukan mustahil generasi gemilang akan mampu dilahirkan. Rasulullah saw. bersabda, “Imam adalah raa’in (penggembala) dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya”. (HR Bukhari)
Wallahu a’lam bishshawab