BRI, Benarkah Negara Untung?
Lensa Media News—Presiden Joko Widodo (Jokowi) berterima kasih kepada Cina yang terus berkontribusi untuk kemajuan negara berkembang. Pernyataan tersebut Jokowi sampaikan terkait pelaksanaan program jalur sutera atau Belt Road Initiative (BRI) yang dijalankan Negeri Tirai Bambu.
“Pepatah Cina mengatakan ‘ Yi Khung Yi Shian’ atau kegigihan akan mewujudkan keajaiban. Mari berjuang gigih bersama memajukan pembangunan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan rakyat,” kata Jokowi dalam kunjungan kerja di Cina, Rabu (18/10).
Satu dekade BRI membuat Jokowi berharap sinergi dapat terus terjalin. Ia ingin pembangunan infrastruktur di tengah gejolak dunia masih bisa berlangsung dengan pendanaan dari BRI. (CNNIndonesia.com, 18/10/2023)
Tidak ada makan siang gratis. Cina mengucurkan dana yang menggiurkan untuk membantu negara-negara dunia ketiga bukan semata-mata untuk membantu namun untuk mewujudkan tujuannya terkait pelaksanaan program jalur sutera atau Belt Road Initiative (BRI) yang dijalankan Negeri Tirai Bambu tersebut. Pada akhirnya, Cinalah yang mendapat keuntungan besar.
Kita juga bisa melihat Cina memberikan pinjaman lengkap dengan bunganya bukan dengan cuma-cuma. Artinya Cina menginginkan laba, mereka memperhatikan apa saja keuntungan yang akan di dapat dengan uang yang mereka keluarkan. Sehingga tujuan utamanya bukan dalam rangka membantu negara lain namun demi keuntungan negaranya sendiri.
Sungguh tidak layak sebuah negara merdeka masih terus mengharap bantuan negara lain. Justru hal ini sangat membahayakan. Negara akan menjadi bulan-bulanan negara peminjam (Cina). Sampai kapanpun Cina tak akan membiarkan Indonesia melebihi negaranya. Oleh karena itu negara ini perlu bersikap tegas dalam menentukan kerja sama dengan negara lain terlebih negara yang bukan negara berbasis Islam. Erna Wati. [LM/IF/ry]