Kemiskinan Bersarang di Asia Pasifik, Kapitalis Gagal Berikan Kesejahteraan
Oleh: Putri Rahmi DE
Lensa Media News__Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum. Kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan.
Setiap warga negara memiliki kemampuan berbeda-beda terhadap pemenuhan semua aspek diatas. Kemiskinan kerap disandingkan dengan kesejahteraan.
Kemiskinan bisa saja menyerang negara manapun, tidak terkecuali wilayah Asia Pasifik yang kini telah dihadang kemiskinan ekstrim. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kemiskinan, di antaranya :
1. Hadirnya para koruptor yang terus mendapatkan ruang untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah melalui jabatannya. Seharusnya dana itu bisa disalurkan untuk kesejahteraan rakyat.
2. Lapangan kerja yang sempit bagi penduduk pribumi .
Perekrutan yang begitu ketat dengan berbagai syarat secara tidak langsung telah mengeliminasi para pekerja pribumi untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka harus bersaing dengan para pekerja asing yang justru dipermudah dalam mencari pekerjaan. Hal ini telah memicu kecemburusan bagi penduduk asal. Sehingga pada akhirnya akan mendorong warga negara untuk bekerja ke luar negeri.
3. Pendidikan gagal bentuk generasi terbaik.
Orientasi pendidikan saat ini begitu kental dengan materi. Segala proses pendidikan harus mendapatkan keuntungan, al hasil pendidikan terkesan mahal bagi warga negaranya, dengan demikian makin banyak orang yang memilih tidak sekolah. Hal ini berakibat meningkatnya angka kebodohan. Atas dasar ini pula negara penjajah dengan mudahnya mengelola SDA negara yang kaya. Negeri penghasil SDA hanya menjadi penoton atau bahkan mereka yang mengalami dampak buruk dari limbah perusahaan.
Islam Mampu Tuntaskan kemiskinan
Penerapan Islam dengan segala kesempurnaannya akan mampu menyejahterakan umatnya. Dimulai dari memilih pemimpin yang bertakwa dan cerdas akan memudahkan dalam menyusun, menjalankan dan mengevaluasi berbagai program yang mampu menwujudkan kesejahteraan. SDA akan dikelola secara mandiri oleh negara. Negara akan mengunakan elemen negeri sebagai pengelola tunggal. Keuntungan yang didapatkan akan disalurkan untuk kesejahteraan rakyat.
Para pekerja diambil dari warga pribumi yang terlebih dahulu telah diasah kemampuannya dari dunia pendidikan yang berbasis Islam. Pendidikan Islam akan mampu mencetak generasi yang handal di bidang IPTEK (ilmu pengetahuan dan Teknologi). Semua berasal dari dalam negeri tanpa harus memanfaatkan, meminta bantuan atau bekerjasama dengan lembaga asing.
Dengan mekanisme inilah nantinya akan membentuk masyarakat yang sejahtera jauh dari kemiskinan. Sejarah telah membuktikan, pada masa kepemimpinan Islam Umar bin Abdul Azis telah berhasil mewujudkan kesejahteraan dengan dibuktikannya tidak didapatinya orang yang mau menerima bantuan dari negara sebab mereka telah merasa tercukupi semua kebutuhannya. Wallahu ‘alam