Mengkambinghitamkan El Nino, Petani jadi Korban
Lensa Media News-Sebagaimana kita ketahui bahwa persoalan dalam negeri hari ini masih terus bertambah termasuk dalam persoalan distribusi kebutuhan pangan di tengah-tengah masyarakat. Baru-baru ini lini masa media juga dipenuhi dengan informasi akan diadakannya impor beras yang dilakukan pemerintah akibat peristiwa El- Nino.
Padahal El-Nino merupakan peristiwa alam yang dapat diprediksi satu tahun sebelumnya. Peristiwa El-Nino ini nampak ditanggapi oleh Pemerintah. Dengan adanya El-Nino pemerintah bakal impor beras sebanyak 1 juta ton dari India. Akankah hal ini dapat mengatasi permasalahan El-Nino?
Mendag, Zulkifli Hasan mengungkapkan beratnya El-Nino sehingga mengharuskan untuk impor beras agar tidak terjadi kekurangan. Luasnya daratan Indonesia yang terhampar luas sawah ladangnya. Masih dianggap kurang untuk memenuhi pasokan beras yang ada. Dengan peristiwa El-Nino yang dapat diprediksi satu tahun sebelumnya nya, seharusnya pemerintah dapat berupaya meningkatkan pasokan beras di dalam negeri.
Kebijakan impor yang ditetapkan saat panen raya berlangsung mengakibatkan banyak petani yang mengeluh menanam padi. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira Adhinegara.
Petani sudah besusah payah menghasilkan beras, namun tampak pemerintah memandang sebelah mata hasil jerih payahnya. Pemerintah impor beras bisa berdampak pada harga gabah di tingkat petani. Hal tersebut juga berdampak dalam jangka panjang terutama pada petani.
Sangat jelas, kebijakan pemerintah ini diambil tanpa pertimbangan yang matang dan tidak memikirkan nasib petani. Pemerintah pun terlihat gagal dalam memanfaatkan lahan pertanian di negeri ini untuk membangun ketahanan pangan. Seharusnya pemerintah bisa lebih bijak dalam mengambil kebijakan impor terlebih impor hasil pertanian seperti beras dimana Indonesia juga mampu menghasilkan komoditas pangan tersebut, idealnya pemerintah lebih berupaya untuk memaksimalkan lahan pertanian agar mendapatkan hasil panen yang maksimal.
Inilah gambaran pemerintah yang abai terhadap pengurusan pangan rakyatnya. Kebijakan pemerintah yang harusnya berpihak pada rakyat dan memenuhi kehidupan rakyatnya. Berbeda dengan Islam yang menawarkan solusi tuntas dalam menyelesaikan masalah umat termasuk pengurusan kebutuhan bahan pangan masyarakat.
Islam telah terbukti berhasil dalam mengatur kepengurusan dan distribusi pangan di tengah-tengah umat selama dalam kurun waktu 1300 tahun di dalam bingkai naungan khilafah. Wallahu’alam bishowab . Diena Safitri, Kebumen. [LM/IF/ry]