Mimpi Nol Persen Kemiskinan Ekstrem

Lensa Media News, Surat Pembaca- Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, mengategorikan kemiskinan ekstrem dengan adanya pengeluaran di bawah Rp10.739/orang/hari atau Rp322.170/orang/bulan. Berdasarkan kategori ini, pada Maret 2021 terdapat 2,14% atau 5,8 juta jiwa warga Indonesia yang terkategori miskin ekstrem. Dalam beberapa kesempatan lalu, Presiden Jokowi memasang target akan mengentaskan kemiskinan ekstrem itu hingga nol persen pada tahun depan. Apakah mungkin atau hanya mimpi?

Beberapa pihak pun menyangsikan dan menganggap Presiden terlalu ambisius. Wajar saja, faktanya belum ada kebijakan revolusioner diterapkan untuk mengentaskan kemiskinan yang struktural di negeri ini. Justru yang nyata, pemerintah semakin memberi karpet merah kepada swasta untuk mengeruk sumber-sumber harta dan penghidupan, bukan kepada rakyat kebanyakan.

Harga-harga kebutuhan makin meroket, pengangguran meningkat, biaya pendidikan dan kesehatan makin tak terjangkau. Negara tampak lepas tangan dalam menjamin kebutuhan rakyat. Rakyat dibiarkan banting tulang menjamin dirinya sendiri. Inilah potret gagalnya sistem kapitalisme menyejahterakan manusia. Dengan kondisi ini, bagaimana mungkin target nol persen kemiskinan ekstrem bisa dicapai?

Sangat berbeda dengan sistem Islam. Telah terbukti secara sistemik menghilangkan kemiskinan dan memberikan kesejahteraan pada manusia. Prinsip paling penting adalah peran negara diposisikan sebagai penanggung jawab segala urusan rakyat. Negara yang wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan primer setiap individu rakyatnya. Sumber daya alam yang dimiliki sudah menjadi modal yang cukup untuk bisa membiayai semua kebutuhan rakyatnya. Hal ini bisa terwujud dengan support sistem, sistem pemerintahan yang amanah, sistem ekonomi Islam, sistem pendidikan Islam dsb. Dengan mekanisme ini, kemiskinan struktural akan hilang dengan sendirinya. Sudah saatnya kita kembali kepada sistem Islam, agar nol kemiskinan ekstrem bukan lagi mimpi.

Ummu Anshor,
(Jatinangor-Sumedang)

[LM, Hw]

 

 

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis