Jaga Lisan, Jaga Jari!
Oleh. Choirin Fitri
“Mulutmu, harimaumu!”
Lensa Media News-Sebuah tagline salah satu iklan melenggang. Tagline ini benar juga. Dari mulut kita bisa mengeluarkan suara auman yang keras atau sekadar diam membisu. Keduanya adalah pilihan.
Lisan yang memiliki lidah tak bertulang ini punya dua potensi. Bisa digunakan untuk menyampaikan kebaikan. Bisa juga digunakan untuk keburukan. Tinggal pilih mana.
Ternyata eh ternyata, Rasulullah saw. sudah memberikan bimbingan untuk si lisan ini. Dari Abdullah bin Umar ra. bahwa beliau saw. bersabda, “Seorang Muslim adalah seseorang yang orang Muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.” (HR Bukhari)
Hadis ini juga diriwayatkan oleh Muslim dengan lafaz, ” Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Siapakah orang muslim yang paling baik ?’Beliau menjawab, “Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
Perhatikan 2 hadis ini! Ada dua anggota tubuh yang nyatanya punya peluang besar untuk menyakiti orang lain. Lisan dan tangan. Enggak hanya lisan saja.
Hadis ini kini sangat layak jadi rujukan bagi perbuatan seorang Muslim. Apakah lisan dan tangannya digunakan untuk ketaatan atau kemaksiatan? Apakah lisan dan tangannya digunakan untuk menyakiti sesama atau mengubah sesama dari keburukan menuju kebaikan?
Kini lisan bisa digunakan secara live alias face to face untuk mengumbar keburukan orang lain. Lisan pun bisa digunakan secara online, entah lewat telepon, voicenote, atau langsung direkam dengan durasi video tertentu. Konten negatif bisa menjatuhkan lawannya. Memukul telak dengan lisannya yang tak bertulang.
Lalu, jari-jemari membenarkan ucapan si lisan yang buruk ini dengan klik like. Tak hanya itu, tombol share pun tak luput diklik. Efeknya tangan ikutan berbuat buruk mengumbar aib saudaranya. Astaghfirullah.
Sungguh mengerikan fenomena ini ya? Antar sesama Muslim saling fitnah, saling serang untuk hal-hal yang nirmanfaat bahkan jatuh pada maksiat.
Nyatanya di bulan Ramadan yang mulia aktivitas enggak banget ini masih banyak beredar. Berbagai medsos yang ada jadi ajang untuk saling mencaci, memaki, bahkan menebar fitnah. Rasanya kita butuh mengingat-ingat pesan Rasulullah saw. yang berbunyi: “Barang siapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat.” (HR Ibnu Majah)
Masyaallah banget lho jika kita bisa mengamalkan hadis ini. Allah bakal menutupi aib-aib kita saat kita menutupi aib saudara kita. Bukan malah mengumbarnya ke khalayak.
Apalagi gegara ada sela waktu yang cukup lumayan karena jam kerja atau sekolah dikurangi, peluang untuk memperbincangkan orang lain jadi banyak. Jatuhlah pada aktivitas bernama ghibah alias ngegosip. Emang enggak membatalkan puasa, namun sungguh sayang jika gegara enggak menjaga lisan ini pahala puasa menguap entah ke mana.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan kebohongan (perkataan kotor) di bulan Ramadan maka puasa yang dia lakukan tidak bernilai apa-apa di mata Allah, meskipun dia menahan lapar dan haus.” (HR Abu Dawud)
Astaghfirullah. Mengerikan banget ancaman ini ya! Semoga kita bisa terhindar dari keburukan lisan dan jari-jemari kita! Aamiin! [LM/VF/ry].