Puasa, Perisai Diri dari Nafsu yang Membelenggu

 

Puasa adalah perisai yang akan melindungi diri dari perbuatan maksiat. Sayangnya menurut Rasulullah saw banyak dari umat Islam berpuasa hanya perutnya saja. Tak ada yang diraih semata lapar dan dahaga. Terlebih dalam kungkungan sekularisme, menjadikan ibadah hanya sebatas mengatur hubungan individu dengan Tuhannya. Sementara dalam hubungannya dengan sesama manusia terlepas dari aturan Tuhan.

Tak heran jika bibir kering menahan dahaga, tapi nafsu syahwat materi dan kekuasaan tetap meraja. Hati tak turut menahan diri dari keinginan dunia. Kecurangan, kezaliman seakan tak terpenjara dengan puasa. Praktik tipu-tipu di pasar tetap terjadi. Bahkan jambret dan pelaku kriminal masih beroperasi. Dunia politik pun tak lepas dari nafsu keserakahan. Demi mempertahankan singgasana kekuasaan menindas sana sini, meski harus mengorbankan kepentingan rakyat. Sungguh ironis.

Predikat takwa hanya mungkin tercapai manakala seluruh anggota badan turut berpuasa menahan nafsu. Bahkan hati pun berpuasa dari nafsu dunia, seraya memenuhinya dengan ingatan kepada Allah SWT. Bahwa dunia hanya persinggahan sementara untuk berbekal menuju kehidupan yang sebenarnya. Itulah makna hakiki dari berpuasa. Menjaga diri dari semua keharaman. Menghentikan kemaksiatan, kecurangan dan kezaliman.

Selama sekularisme membelenggu umat, ketaatan pada syariat sangat terhambat. Pembiaran terhadap pelaku kemaksiatan terus terjadi. Pengabaian terhadap berbagai hukum syariat bagai tak terbebani dosa. Sudah selayaknya ramadan mengembalikan umat pada tujuan hidup yang sebenarnya. Menghamba hanya kepada Allah swt, seraya menerapkan seluruh titah-Nya dalam Alquran.

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS An Nisa: 65)

Dede Yulianti

[EL/Fa]

Please follow and like us:

Tentang Penulis