Tuntunan Islam untuk Menghentikan Simbahan Darah di Gaza
Oleh Nadisah Khairiyah
Lensamedianews.com_
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS Saba: 28)
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil). (QS Al Baqarah: 185)
Dua ayat di atas, adalah sebagian dari petunjuk Allah, Sang Pencipta bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia. Petunjuk berarti pedoman, arah untuk melakukan sesuatu. Saat ini kita melihat bahwa apa yang sudah Allah siapkan tersebut, tidak dijadikan sebagai pedoman. Sebagai salah satu buktinya, ketika Allah menyampaikan,
وَإِنِ ٱسْتَنصَرُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيْكُمُ ٱلنَّصْرُ
Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan (TQS al-Anfal [8]: 72)
Saat muslim Palestina meminta tolong untuk membantu melindungi diri dari serangan zionis yahudi, negeri-negeri muslim yang ada di sekitar Palestina, berdiam diri. Serangan yang dilakukan Yahudi, sangat tidak memperhatikan etika. Saat kaum muslimin Palestina sedang merayakan hari Raya Idulfitri, mereka melakukan pengeboman. Banyak yang menjadi korban.
Bahkan yang sangat memprihatinkan, ketika tindakan Zionis Yahudi itu yang sangat jauh dari berperikemanusiaan, manusia hanya bisa diam. Para pemimpin kaum muslimin dan para tentaranya, tidak mengirimkan pasukan untuk membantu muslim Palestina. Padahal Al-Qur’an telah memerintahkan jihad defensif (jihad difaa’i) atas setiap invasi musuh yang ditujukan pada negeri-negeri Muslim. Allah ﷻ berfirman,
فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ
Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia secara seimbang dengan serangannya terhadap kalian (TQS al-Baqarah [2]: 194)
Allah ﷻ juga memerintahkan untuk mengusir siapa pun yang telah mengusir kaum muslim:
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ
Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191)
Sungguh kita kaum muslimin telah kehilangan rasa sebagai satu tubuh. Seorang muslim dengan sesama muslim yang lain bukanlah individu yang terpisah. Mereka satu, laksana satu tubuh. Demikian seperti yang disabdakan Rasulullah ﷺ :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan kaum Mukmin itu dalam hal saling mengasihi, mencintai dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan demam (turut merasakan sakitnya) (HR al-Bukhari dan Muslim)
Kenapa hal ini terjadi? Karena ada satu fungsi vital sebagai alat pemersatunya hilang. Hal itu adalah pemimpin yang satu. Seperti halnya Rasulullaah ﷺ memimpin kaum muslimin di Madinah. Dan juga para Khalifah selanjutnya. Dari mulai Khulafaur Rasyidin, sampai Khalifah yang terakhir di Turki tahun 1924, yaitu saat sistem Khilafah dihapuskan oleh Kemal Ataturk.
Apa yang bisa dilakukan? Muslim wajib sekuat tenaga memberikan perhatian, pembelaan dan pertolongan kepada kaum muslim di Gaza, bisa dengan memberikan bantuan harta, tenaga ataupun seruan da’wah. Khususnya bagi kaum muslimin yang berada di sekitar Palestina terjun ke medan perang melawan Zionis Yahudi. Seperti yang disampaikan Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani يرحمه الله, dalam Kitab Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah Jilid 2, menyatakan bahwa jihad adalah fardu ’ain saat kaum muslim diserang oleh musuh. Dalam konteks Palestina, fardu ’ain ini bukan hanya berlaku untuk Muslim di sana, tetapi juga berlaku untuk kaum muslim di sekitar wilayah Palestina saat agresi musuh tidak bisa dihadang oleh warga setempat.
Termasuk perhatian, pembelaan, dan pertolongan kita adalah senantiasa mendoakan mereka agar selalu mendapat pertolongan Allah, sekaligus mendoakan kehancuran untuk kaum zionis Yahudi dan negara-negara pendukungnya. Bentuk perhatian, pembelaan dan pertolongan juga adalah berupaya untuk mengembalikan perisai umat. Perisai itu adalah Khilafah Islamiyah, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR Muslim)
Dan upaya mengembalikan perisai umat, hanyalah melalui jalan dakwah. Hal yang dicontohkan Rasulullaah ﷺ saat beliau melakukan aktivitas dakwah di Mekah.
و الله اعلم بالصواب