Evakuasi Rakyat Gaza, Muluskan Agenda Penjajah

Oleh Nia Yuniati

 

 

Lensamedianews.com__ Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang dikutip dari Beritasatu.com menyatakan Indonesia siap menampung ribuan warga Gaza Palestina yang menjadi korban kekejaman militer Israel. Prabowo menegaskan Indonesia memiliki tanggung jawab moral dan politik dalam menyelesaikan konflik di Gaza karena Indonesia merupakan negara dengan muslim terbesar di dunia dan nonblok yang bebas aktif serta diterima oleh berbagai pihak yang berseteru.

 

Namun beberapa pengamat menganggap rencana itu bisa memicu protes dari dalam dan luar negeri. Sebab rencana kontroversial ini muncul ketika masyarakat sedang resah dengan berbagai masalah ekonomi dan politik. Ini akan memicu demo besar-besaran. Selain itu rencana Prabowo dikhawatirkan akan memantik protes dari luar negeri. Dengan direlokasinya warga Gaza diyakini berpotensi memupus harapan kemerdekaan Palestina.

 

Sejumlah pihak mempertanyakan alasan Prabowo yang malah condong ke AS dan Israel, bukan membela Palestina. Evakuasi tersebut bisa jadi merupakan bentuk tekanan AS terhadap Indonesia atas kebijakan baru tersebut. Bisa jadi akan digunakan sebagai alat untuk menekan Indonesia agar melakukan evakuasi warga Gaza. Bagaikan buah simalakama bagi negeri yang tergantung pada negara lain.

 

Upaya untuk mengurangi penduduk Gaza hanya akan mempertahankan pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina dan sejalan dengan pernyataan Prabowo ini justru akan memuluskan agenda pengusiran warga Gaza seperti yang diinginkan penjajah. Pernyataan ini justru bertentangan dengan seruan jihad yang disuarakan oleh banyak pihak yang menyadari bahwa tidak ada solusi hakiki selain jihad dan khilafah, ini terbukti dari berbagai upaya yang dilakukan nyatanya tidak menghentikan penjajahan dan genosida.

 

Evakuasi rakyat Gaza jelas makin menjauhkan dari solusi hakiki karena sejatinya Zionislah yang melakukan pendudukan bahkan perampasan wilayah. Zionislah yang seharusnya diusir dari tanah Palestina bukannya warga Gaza yang dievakuasi.

Pemimpin negeri muslim seharusnya menyambut seruan jihad, namun saat ini nasionalisme dan prinsip tak boleh ikut campur urusan negara menjadi penghalang seruan jihad. Sikap ini menunjukkan penghianatan pemimpin negeri muslim. Negeri muslim seharusnya menjadi negara adidaya yang memimpin dunia. Khilafah sebagai negara adidaya akan menerapkan syariat Islam sehingga menjadi rahmat bagi seluruh alam dan membela setiap muslim.

 

Sayangnya hari ini khilafah belum tegak, nasib umat makin sengsara. Umat harus terus didorong untuk menolak evakuasi warga Palestina dan menyeru penguasa untuk mengirimkan tentara demi membela saudaranya muslim Palestina. Umat juga harus makin kuat berjuang untuk menegakkan khilafah. Karena hanya jihad dan tegaknya khilafah solusi hakiki untuk membebaskan Palestina dari cengkraman penjajah.
Wallahu a’lam bishshawab.