Mental Baja Masyarakat Gaza

Oleh: Zhiya Kelana, S.Kom.
LenSaMediaNews.com__Warga Palestina di Gaza merespons usul Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump soal relokasi warga Palestina. Usul yang diduga bagian dari niat Trump mengambil alih Gaza ini ditolak tegas. Warga Palestina menegaskan, mereka akan bertahan di Gaza. Sebab, Gaza merupakan tanah air mereka. Tawaran hingga ancaman Trump tidak menggoyahkan niat mereka untuk tetap bertahan di Gaza.
Sebelumnya, Donald Trump mengatakan bakal mengurangi populasi di Gaza. Sebanyak dua juta warga Palestina diminta mengosongkan Gaza, dan tidak akan pernah boleh kembali. Bahkan, Trump berpotensi memaksa Mesir dan Yordania untuk menerima warga Palestina ke negaranya. Trump mengancam akan memotong bantuan ke negara tersebut, jika mereka menolak menerima warga Palestina (MetroTvNews.com, 13-02-2025).
Teknologi membuat kita melihat dunia lebih luas. Ada berbagai masalah kehidupan di dunia ini, yang nyatanya tidak ada solusinya. Jika kita melihat banyak fakta yang terjadi, harusnya bisa membuat kita berfikir dengan baik.
Contohnya ketika kita melihat Palestina porak-poranda, melihat kematian demi kematian dan kecacatan pada tubuh mereka. Namun, mereka masih terus bertahan hidup meski dalam kesedihan yang panjang. Karena hidup harus terus dilanjutkan, mereka mengajarkan betapa kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Sekuat itu mentalnya mereka dengan akidah Islam yang kuat ditanamkan oleh orang tua mereka sedari kandungan.
Bahkan ada yang baru menikah, lalu ditangkap bertahun-tahun tak pernah bertemu istrinya, namun yang luar biasanya mereka bisa menyelundupkan sperma untuk kelangsungan hidup para pejuang meski kelak mereka gugur. Maka yang sangat mengherankan setelah gencatan senjata ada ribuan masyarakat Palestina kembali ke tanahnya. Lalu di manakah yang syahid ribuan nyawa itu? Sebuah pemandangan yang luar biasa, dan tidak akan mampu diprediksi manusia. Seperti itulah kuasanya Allah dalam melindungi masyarakat Palestina untuk tetap bisa melindungi Al-Aqsa.
Menghancurkan Palestina tidak otomatis menghancurkan keinginan dan impian mereka untuk tetap bisa melindungi Al-Aqsa. Bahkan ada wacana dari Donald Trump sendiri untuk memindahkan seluruh warga Gaza ke negeri lain seperti Mesir dll. Namun nyatanya masyarakat Gaza menolaknya. Kenapa? Karena mereka sadar hidup nyaman yang diberikan tidak menjamin apapun. Dan mereka sadar, ancaman lebih besar jika mereka meninggalkan Palestina adalah kehancuran bagi kaum muslim.
Ancaman nyawa mereka tidak sebanding dengan kehilangan Al-Aqsa, mereka lebih rela menjadi tameng untuk melindungi Al-Aqsa demi seluruh kaum muslim, yang mereka sadar hari ini mereka dijajah secara pemikiran bahkan ketika jasadnya ingin melangkah ke Palestina namun terhalang oleh nasionalisme. Maka harusnya kita belajar dari mereka dan yakin akan apa yang kita perjuangkan.
Rasulullah SAW menyebutkan jika Khilafah akhir zaman akan tegak di Palestina. Abdullah bin Hawalah Al-Azdi berkata: “Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al-Maqdis (Baitul Maqdis, Palestina), maka pertanda telah dekat berbagai guncangan, kegundah-gulanaan, dan peristiwa-peristiwa besar. Bagi umat manusia, akhirnya lebih dekat dengan mereka dari sedekat telapak tangan ke kepalamu ini” (HR. Abu Daud no. 2535). Wallahualam. [LM/Ss]