Mengapa Tangismu bukan untuk Warga Palestina?

Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom

Aktivis Muslimah Aceh

LenSa Media News _ Opini _ Kabar duka meninggalnya Song Jae Rim membuat banyak orang merasakan kesedihan yang mendalam. Pasalnya, aktor kelahiran 18 Februari 1985 tersebut dikenal sebagai sosok yang berbakat serta memiliki kepribadian yang luar biasa. Di momen kepergian Song Jae Rim untuk selamanya, serba-serbi seputar sang aktor ikut jadi sorotan. Termasuk sesi interview Song Jae Rim saat mempromosikan film ‘GOOD MORNING‘ bareng Kim Hwan Hee dan Lee Yoon Ji di tahun 2022 lalu, di mana mengungkap bucket list yang bikin khawatir (KapanLagi.com, 14-11-2024).

 

Gen Z dan Milenial pasti sangat merasa kehilangan sosok bang Jae Rim, hingga kemudian viral videonya yang mengatakan “Seberapa berat kah bebanmu, hingga memilih bunuh diri?” Segitunya rasa cinta mereka kepada para idol. Yang menyayangkan orang ganteng juga bisa memilih bunuh diri karena tekanan hidup di dunia kejam bernama kapitalis ini.

 

Seolah berbanding terbalik dengan yang dialami oleh sebagian kaum muslimin hari ini yang masih teraniaya. Siapa lagi kalo bukan Palestina, yang hari ini masih terjajah dan tiada hari jeda tanpa dentuman bom yang membuat kehancuran luar biasa hingga pembunuhan yang bahkan menyasar para tim medis dan wartawan.

 

Tidak ada yang bertanya “Bagaimana hidup kalian disana? Apa yang kalian makan? Dimana kalian tidur?”

Ribuan nyawa telah melayang, namun tak ada tanda akan berakhir. Hingga suara mereka seolah tenggelam, betapa lelah dan beratnya hidup mereka. Maka seruan “Aynal Muslimun?” menggema. Apa yang harus kita jawab hingga doa mereka yang meminta “Jangan engkau berikan syafaatmu, wahai Rasulullah dan sungguh aku tidak akan mengampuni kalian, akan ku adukan kalian semua pada Allah.”

 

Rasa yang sangat menyayat hati dari jeritan tangis mereka, ketakutan mereka. Namun kaum muslimin menutup mata. Mereka telah lupa, mereka juga telah lelah, namun tak setelah mereka yang hidup dalam kediaman saudara muslimnya, yang tidur nyenyak dan makan enak. Kita masih tak sadar bahwa kita telah di jajah berpuluh tahun.

 

Pemikiran kita dikacaukan, akidah Islam kita dilemahkan. Disibukkan urusan dunia yang fana, seolah hidup untuk hari ini saja. Jika masih hidup dalam sistem kapitalis ini, maka hidup kita akan terus hancur, mereka yang kita kenal didunia ini pun akan memilih mengakhiri hidupnya. Dengan tekanan hidup yang beraneka ragam, yang semuanya berasal dari sistem yang rusak dengan pemerintahan yang juga abai kepada rakyatnya.

 

Maka sudah saatnya kita kembali ke dalam Islam kaffah, menyambut seruan mereka yang telah lama teraniaya. Dan bukan hanya mengirimkan bantuan tapi tentaranya untuk membebaskan palestina. Namun untuk itu kita perlu sebuah negara Islam untuk menggerakkan mereka. Maka tak perlu menangisi seseorang yang bukan saudara se-akidah kita meninggal hari ini. Karena itulah pilihan hidupnya, yang harus kita lakukan saat ini sejauh mana perjuangan kita untuk membela saudara muslim kita yang teraniaya.

 

Hanya khilafah lah yang akan bisa menyelamatkan kita dari semua kehancuran ini. Khilafah adalah sebuah sistem Islam dengan berpedoman pada Al-Qur;an dan As-sunnah. Dimana sistem kenegaraannya dipimpin oleh seorang khalifah, dimana disebutkan dalam Hadist berikut ini ;

Sesungguhnya (urusan) agama kalian berawal dengan kenabian dan rahmat, lalu akan ada Khilafah dan rahmat.” (HR. Al-Bazzar).

Wallahu’alam

(LM/SN)

Please follow and like us:

Tentang Penulis