Childfree Diminati, Akibat Beban Hidup tak Terperi

20241121_150107

Oleh: Zhiya Kelana. S.Kom

 

LenSa Media News _ Opini_  Sebanyak 71 ribu wanita memilih untuk childfree. Apa masalahnya? Benarkan Indonesia akan menjadi Negara yang nantinya akan menyusul Jepang dan Korea? Pertanyaan inilah yang harusnya kita sadari apa saja efek dari childfree itu bagi sebuah negara. Dan tentu saja ini dikarenakan kita hidup didalam sistem yang memang lebih meninggikan hak asasi manusia yang tidak berasal dari Islam.

 

Hal ini disebabkan salah satunya adalah kekhawatiran yang berlebihan. Semisal biaya hidup yang semakint tinggi jika mempunyai anak. Berdasarkan data BPS terbaru sekitar 8,2 persen perempuan Indonesia usia 15 s/d 49 Tahun memilih untuk tidak memiliki anak. Dan jakarta sendiri mencapai angka tertinggi 14,3 persen. Dan survei BPS, ada 72 ribu Perempuan Indonesia yang mengaku tidak ingin memiliki anak. Namun dilain pihak aktivis Perempuan Tunggal Pawestri mengatakan masih banyak wanita yang menginginkan anak.

 

Angka 77 tibu itu 8 persen dari berapa koresponden, kalau dari 1 juta, nah 1 juta itu angka apa? Angka ini terlalu fantastis dan saya belum melihat rule, saya ingin lihat data” ujarnya (Rri.co.id, 17-11-2024).

 

Menurut Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama. Sedangkan dampak lainnya dari childfree yang tidak diketahui oleh para wanita adalah Tidak hamil atau tidak menyusui dapat meningkatkan risiko kanker ovarium dan kanker payudara, karena kehamilan dan menyusui membantu menekan ovulasi dan menurunkan paparan hormon estrogen, yang berhubungan dengan risiko kanker tersebut (AntaraNews.com, 18-11-2024).

 

Childfree terjadi karena berbagai penyebab, mulai dari ide hak reproduksi perempuan hingga biaya hidup tinggi. Secara ide, ide ini lahir dari feminisme dan sistem kapitalisme. Pola pikir liberal yang diaruskan memengaruhi kalangan kalangan muda. Kekhawatiran akan rezeki dan tidak mau repot, menjadikan anak sebagai beban. Kesulitan hidup dalam kapitalisme mendorong perempuan/istri memilih childfree, karena tidak ada jaminan

 

Sekularisme membuat kebanyakan orang tak percaya konsep rezeki. Dan Childfree hanya mempertimbangkan manfaat dan kesenangan, tanpa pertimbangan agama sama sekali. Karena pola pikir dan hidup mereka telah rusak oleh sistem yang jahat ini. Mirisnya negara hari ini memberi ruang paham rusak dengan dalih HAM.

 

Sedangkan Islam punya konsep, bahwa memiliki banyak anak akan banyak rezeki. Hal ini karena mereka menyakini yang maha pemberi rezeki, hidup dan mati manusia adalah haknya Allah. Maka manusia tidak bisa membatasi diri pada konsep yang rusak seperti kapitalisme yang terlalu mengkhawatirkan berbagai hal yang kemudian memusnahkan generasi. Allah juga berfirman dalam surat dibawah ini :

 

Artinya: “Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar.” (QS. Al Isra ayat 31).

 

Islam menjamin kesejahteraan, dan sistem Islam akan menguatkan akidah sehingga akan menolak ide childfree karena bertentangan dengan akidah Islam. Memiliki anak bukanlah beban melainkan amanah yang menjadi ladang pahala bagi orang tua. Dan memiliki anak adalah suatu kebahagiaan yang tak mungkin bisa dirasakan setiap orang.

 

Pendidikan Islam menjaga akidah umat tetap lurus dan menjaga pemikiran sesuai Islam. Negara juga memberikan benteng atas masuknya pemikiran yang bertentangan dengan Islam. Jika hari ini kekhawatiran tentang anak muncul disebabkan karena mereka tak punya

ilmu.

Wallahu’alam

(LM/SN)