Stunting Mengancam Generasi, Islam sebagai Solusi

Oleh: Tati Sunarti, S.S

(Seorang Guru Bahasa Inggris di Klari)

 

 

LenSa MediaNews__Jika isu stunting adalah isu yang seringkali diangkat di dalam forum pegiat Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) atau forum lainnya. Tidak selalu demikian rupanya isu ini menjadi satu topik pembahasan dalam pengajian umum yang diadakan oleh Majelis Taklim Khoirunnisa, Klari. Kali ini MT Khoirunnisa menggandeng praktisi kesehatan sebagai pembicara.

 

Isu ini diangkat bukan tanpa alasan, mengingat jamaah adalah ibu-ibu yang memang membutuhkan edukasi yang benar mengenai stunting dan bagaimana Islam memandang permasalahan tersebut. Para penggerak PKK dan beberapa praktisi kesehatan dari area Klari dan Purwasari pun turut hadir dalam pengajian ini.
Stunting Mengancam Generasi, Islam Sebagai Solusi merupakan judul kajian bulanan kali ini yang dilaksanakan di masjid Abdurrahman, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, pada hari Minggu tanggal 2 Juni 2024.

 

Terdapat satu hal yang berbeda dari kajian lain di sini. Yaitu kid’s corner. Jamaah dari manapun memberikan respon baik terhadap konsep acara kajian bulanan MT Khairunnisa ini. Sebab, setiap kajian bulanan selalu menyediakan fasilitas kid’s corner. Tentu saja, ini dimaksudkan agar jamaah ibu-ibu yang membawa buah hati mereka bisa fokus menyimak materi.

 

Sedangkan, anak-anaknya asyik bermain dan belajar. Kid’s corner akan selalu dipandu oleh para guru TK, Bu Dede dan Bu Jumaroh. Sehingga ada satu tagline khas dari panitia acara “ibu tenang (fokus), anak senang”. Konsep acara yang patut diacungi jempol.
Acara dibuka pukul 09.00 oleh MC, ibu dari dua orang putri, biasa akrab dipanggil Bu Ida. Beliau adalah ibu rumah tangga dan pemerhati sosial masyarakat. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustazah Hera, dengan harapan Allah menambah keberkahan acara. Kajian bulanan kali ini dihadiri oleh sebanyak 65 orang sehingga semakin semarak.
Kemudian berlanjut pada acara pokok yaitu pemaparan materi. Dua pembicara yang dihadirkan oleh panitia merupakan praktisi kesehatan. Pertama, Bidan Nurenda Sariyani, Am.Keb,. beliau merupakan bidan praktik mandiri hingga sekarang. Kedua adalah Ustazah Meldawati, Am.Kep, beliau pun memiliki latar pendidikan keperawatan.

 

Pembicara pertama memaparkan tentang apa itu stunting, ciri-ciri dan biasanya masalah ini muncul dari kondisi seperti apa. Beliau menyatakan bahwa stunting menurut World Health Organization (WHO) adalah kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada balita akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama (kronik) terutama 1000 hari pertama kehidupan (HPK) atau bisa karena adanya paparan infeksi yang berulang dan kurangnya stimulus pada anak.
Ciri-ciri umum stunting yang bisa diamati pada anak sebagai pemahaman dasar adalah badannya yang cenderung pendek. Menurut Bidan Nurendah, ibu-ibu harus senantiasa memperhatikan asupan gizi anak karena stunting bisa mengakibatkan 3 G, yaitu gagal tumbuh, gagal kembang dan gagal metabolisme.

 

Mengingat bahwa Karawang termasuk dalam salah satu kota yang masih zona kuning stunting, beradasarkan survey dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang pada bulan Februari 2023, kasus stunting di Karawang mencapai 2.779 anak tersebar hampir di seluruh kecamatan (tvberita.co.id, 26 Juni 2023)

 

Pemateri kedua, kemudian menyoroti hal ini. Isu stunting tentu bukan masalah yang boleh diabaikan oleh semua pihak. Beliau mengingatkan kembali betapa kaum muslim adalah ummat terbaik. Ummat yang sudah Allah berikan seperangkat aturan dalam kehidupan.

 

Oleh karena itu, memandang masalah stunting tentu saja harus dengan pandangan Islam. Sekurang-kurangnya ada tiga elemen yang memiliki peran dalam menyelesaikan masalah ini.
Pertama, peran individu. Ustazah Melda memaparkan pentingnya pengetahuan bagi setiap individu terkait masalah asupan makanan yang halal dan thoyyib, mengenai kebersihan dan kelayakan tempat berteduh. Untuk itu harus dimulai dengan edukasi yang benar, dan ternyata muslim memiliki panduannya khusus.

 

Elemen yang kedua, adalah masyarakat. Masyarakat pun harus senantiasa memperhatikan sesamanya, Sehingga, menciptakan kondisi dan lingkungan yang baik akan mudah.

 

Elemen terakhir yang paling memiliki peranan paling besar yaitu negara. ustazah Melda dengan lugas menyampaikan bahwa penyediaan lapangan pekerjaan yang luas, penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang murah (terjangkau) adalah pangkal berhasilnya penyelesaian stunting.
Karena sejatimya, stunting muncul dari kondisi hidup yang jauh dari sejahtera. Sehingga solusi satu-satunya adalah membenahi hal-hal yang berada di hulu, berupa pemenuhan kebutuhan dasar dan edukasi yang berkesinambungan. Beliau senantiasa mengingatkan bahwa pemangku kebijakan merupakan periayah (pengayom) masyarakat. Islam akan senantiasa mendorong pemimpin untuk mengurusi masyarakat sesuai ketentuan syariat.

Sesungguhnya imam (pemimpin) itu laksana perisai” (HR Bukhari dan Muslim)

 

 

Demikianlah Islam memandang permasalahan stunting. Forum kajian bertambah hidup manakala forum diskusi dibuka oleh moderator, Bu Tika Mayasari Am.Keb. Beliau pun merupakan praktisi kesehatan dan pernah sama-sama berkontribusi di RS. Dewi Sri Karawang bersama Bidan Nurendah Am.Keb. Sesi diskusi membahas 5 pertanyaan yang diajukan oleh jamaah.

 

Tak lengkap rasanya jika acara yang bertabur doorprize. Doorprize diberikan pada jamaah yang mengajukan pertayaan. MasyaAllah selain ilmu yang bermanfaat, peserta pun mendapat kebahagiaan ganda berupa hadiah yang sudah disiapkan panitia. Alhamdulillah hingga di pukul 11.00 acara ditutup dengan doa yang dibacakan oleh ustazah Eneng Suhartini, penggagas kajian kemuslimatan di PT Sharp Indonesia. Berakhirlah acara kajian bulanan MT Khoirunnisa.
Wallahu’alam

Please follow and like us:

Tentang Penulis