Islam Makin Dijauhkan, Judol Makin Terdepan

Oleh: Sabila Herianti

 

LenSaMediaNews.com__Tahun demi tahun, dalam sistem saat ini, kasus judi online (judol) bukannya mereda atau terhenti, justru semakin menjadi-jadi. Bahkan sekarang judi online sudah menyusup ke ranah lembaga pendidikan dan pemerintahan.

 

Sebagaimana yang diungkap oleh Menteri Komunikasi dan Informasi, Budi Arie Setiadi, bahwa sebanyak belasan ribu konten phishing (konten kejahatan/penipuan digital yang menargetkan informasi atau data sensitif korban) berkedok judi online menyusup ke situs lembaga pendidikan dan pemerintahan.

 

Dengan rincian, ada 14.823 konten judol yang menyusup ke lembaga pendidikan dan ada 17.001 konten phishing yang menyusup ke situs pemerintahan dan lembaga pendidikan. Budi juga memberitahukan bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai upaya, seperti pencegahan dan pemblokiran konten judol, serta pengawasan dari platform digital (CNBC Indonesia, 23-05-2024).

 

Semakin subur judi online di negeri ini, membenarkan bahwa Indonesia darurat judi online. Kasus ini tidak mampu terselesaikan dengan hanya melakukan penangkapan pelaku atau pemblokiran semata. Pasalnya, kasus ini terjadi akibat lemahnya iman setiap individu dan pemikiran sekuler-kapitalis yang menjerat pemikiran masyarakat. Yaitu pemikiran yang mengakibatkan masyarakat tidak lagi peduli dengan aturan agama, hanya ingin meraih kepuasan materi, dan bersikap individualis sehingga enggan saling menasehati dalam kebenaran.

 

Hal ini tidak lepas dari kurikulum pendidikan saat ini yang sekuler. Menjauhkan anak didik dari akidah Islam yang sebenarnya. Akibatnya, generasi tidak memiliki pola pikir dan pola sikap yang benar, tetapi cenderung liberal. Hal ini tentu sangat membahayakan masa depan generasi. Sebab, pola pikir liberal inilah yang mendorong generasi bahkan setiap lapisan masyarakat melakukan perbuatan haram, seperti judi online maupun offline.

 

Juga, perekonomian dalam sistem ekonomi kapitalis yang kian hari kian sulit, mendorong setiap individu melakukan berbagai cara untuk memperoleh keuntungan atau penghasilan secara cepat dan banyak. Mengingat kebutuhan mereka yang semakin membludak dan tidak dijamin oleh negara. Bagi masyarakat yang sekular, judol merupakan pilihan yang tepat.

 

Akhirnya, mereka mau tidak mau bermain judol. Berawal dari terpaksa hingga akhirnya kecanduan dan beralih menghalalkan segala cara demi meraih keuntungan semaksimal mungkin. Tidak heran jika banyak tindakan kejahatan lainnya yang berawal dari judi online.

 

Sungguh, masyarakat saat ini membutuhkan seorang pemimpin yang peduli akan semua urusan rakyatnya. Namun, pemimpin seperti ini tidak akan ditemukan di dalam negara kapitalis, melainkan hanya dapat ditemukan dalam negara yang menerapkan sistem Islam di segala aspek kehidupan, yaitu negara Khil4fah.

 

Dengan sistem ekonomi Islam, Khil4fah mampu memenuhi semua kebutuhan rakyatnya secara menyeluruh tanpa terkecuali. Seperti membangun pendidikan berkurikulum Islam secara gratis dan berkualitas, menyediakan lapangan kerja yang luas dan menetapkan hukum sanksi Islam dengan efek menjerakan bagi pelaku kejahatan. Kondisi seperti ini akan menciptakan individu berkepribadian Islami, masyakarat Islami, juga lingkungan Islami. Betapa benar, bahwa kesejahteraan hanya akan dirasakan apabila sistem Islam diterapkan. Wallahu a’lam. [LM/Ss] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis